TRIBUNNEWS.COM – Anggota parlemen Ukraina Maryana Bezuglaya mengkritik kepemimpinan militer Ukraina.
Wanita cantik yang dikenal sebagai tangan kanan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ini mengaku meski mengundurkan diri dari komite pertahanan Verkhovna Rada, ia sempat melakukan perjalanan ke Donbass di Ukraina timur.
Sekembalinya dari wilayah yang dilanda perang, Bezuglaya, yang mewakili partai Hamba Rakyat yang berkuasa, mengatakan kekalahan Ukraina terjadi di mana-mana.
Ada banyak kelemahan yang dilakukan militer Ukraina. Hal itu diungkapkannya dalam unggahan Facebooknya yang dikutip di Strana, Senin (23/9/2024).
Lokasi Chasov Yar menganga banyak tentara Ukraina, menurutnya, tidak ada lagi pasukan di luar kota di dalam benteng.
“Saya kembali dari Donetsk. Tidak ada benteng kecuali Chasov Yar, Konstantinovka belum siap untuk pertahanan,” katanya.
Tak hanya di tempat itu, Bezuglaya juga mengungkapkan bahwa beberapa kota di dekat gudang tersebut, Pokrovsk, juga sama sekali tidak siap.
Di antara kota-kota tersebut adalah Kurakhovo, Selidovo dan Ugledar, yang sebagian besar berada di bawah kendali Rusia.
Dia mengatakan Kepala Staf Oleksandr Syrsy hanya menciptakan kekacauan dengan memberhentikan komandan di puncak serangan Rusia dan menambahkan pasukan yang tidak diprioritaskan, sehingga kekalahan Ugledar hanya tinggal menunggu waktu.
Sementara itu, mobilisasi pasukan yang dikerahkan tidak efektif dalam pertempuran.
“Mereka takut, tidak ikut berperang, melarikan diri karena takut dan kurang pelatihan,” ujarnya.
“Para komandan yang sebagian besar dimobilisasi dari satuan-satuan tersebut (induksi) belum melalui koordinasi dan tidak mengetahui dasar-dasarnya. Mereka terus melakukan kesalahan alih-alih mengutamakan pembaharuan kekuatan tempur,” ujarnya.
Pada saat yang sama, menurut Bezugla, benteng di sekitar Pokrovsk dan Mirnograd mulai dibangun, tetapi ini adalah “inisiatif lokal” bukan dari pemerintah Kiev. Tentara Ukraina di Donbass, Ukraina Timur (Jenderal Angkatan Darat Ukraina tentang Strana)
Sementara itu, France24 melaporkan, pada Senin (23/9/2024) pasukan Rusia mengintensifkan serangan ke Pokrovsk.
Kota di distrik Pokrovsky ini merupakan pusat logistik utama yang jauh di belakang garis depan, yang diperlukan untuk memasok pasukan Ukraina dan kota-kota di timur.
Namun Rusia mulai menghancurkan kota ini dengan memutus aliran listrik, air dan gas. Kini sebagian besar penduduknya telah meninggalkan kota. (Strana/Prancis24)