Program Makan Bergizi Gratis Prabowo-Gibran Hadapi Tantangan Besar, Bakal Sia-sia?

Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Distrivan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Anggota DPRI Alifuddin mengatakan program Pangan Gizi Gratis (MBG) yang merupakan program kerja Presiden baru terpilih Prabu Sabiant memiliki banyak tantangan, apa saja?

Al-Foudin berpendapat MBG memerlukan perencanaan yang lebih matang dan pendekatan yang lebih terintegrasi. 

Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan agar pelaksanaannya lebih tepat sasaran dan efektif, antara lain: 

Pertama, ketepatan tujuan program.

“Saya mengkritisi bahwa program ini mungkin menghadapi tantangan besar dalam hal penyalurannya. Menurut saya, program seperti itu harusnya memiliki tujuan yang jelas,” kata Al-Foudin kepada wartawan, Senin (14 Oktober 2024).

Jika tidak direncanakan dengan baik, kata dia, ada risiko pangan bergizi ini tidak sampai ke pihak yang paling membutuhkan, seperti masyarakat di daerah terpencil dan kelompok rentan.

“Pemerintah juga harus menyediakan sistem pendataan yang baik untuk mengidentifikasi kelompok yang paling membutuhkan bantuan,” ujarnya.

Kedua, Jari Alifuddin, kemungkinan adanya pemborosan anggaran. 

Al-Din mengingatkan agar anggaran tersebut dikelola dengan hati-hati, meski program tersebut terkesan bermanfaat.

Ia juga menegaskan, di tingkat nasional, program semacam ini membutuhkan sumber daya yang sangat besar. 

Tanpa pengendalian yang ketat, tentu ada kemungkinan terjadinya pemborosan anggaran atau alokasi yang tidak efisien.

“Saya meminta transparansi dan mekanisme kontrol yang kuat dalam pengalokasian dana anggaran,” kata Alifuddin.

Ketiga, lanjutnya, keberlanjutan program. 

Menurut Alfodin, program gizi gratis harus dirancang sebagai kebijakan berkelanjutan, bukan sekedar solusi jangka pendek.

“Pemerintah juga perlu memikirkan bagaimana memberdayakan masyarakat agar mandiri pangan, tidak hanya memberikan bantuan sementara,” ujarnya.

Keempat, tambah Alifuddin, penguatan pendidikan gizi. 

Ia menegaskan, program ini harus dibarengi dengan edukasi tentang pentingnya gizi yang baik.

Pemberian makanan bergizi gratis tanpa memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya makanan sehat akan sia-sia. 

Program ini harus mencakup pendidikan gizi untuk memastikan masyarakat memahami cara menjaga asupan gizi secara berkelanjutan.

Al Uddin berharap pemerintah memperhatikan masukannya agar program tersebut dapat berjalan lebih efisien dan memberikan manfaat jangka panjang.

“Saya mendukung segala inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, namun kita perlu memastikan bahwa program tersebut benar-benar dirancang untuk memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan bukan sekedar program populis yang tidak berdampak jangka panjang,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *