TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Nenek Rud alias RM (69 tahun) dibunuh oleh cucunya, siswi berusia 14 tahun berinisial MAS di kawasan perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan dia di akun media sosialnya sendiri.
Postingan berbentuk foto itu ia unggah pada 9 November 2024.
Foto tersebut memperlihatkan kenangan nenek Rudd di sebuah restoran bersama teman-temannya yang diyakini merupakan mantan teman sekolahnya.
“Senang sekali bisa berkumpul dengan teman-teman dari Talchi,” kata salah satu teman di halaman komentar.
Menurut nenek Luther, foto tersebut merupakan jejak kenangan indah bersama dirinya dan teman-temannya. “Ya, kenangan indah,” jawab nenek Luther.
Siapa sangka foto ini menjadi postingan terakhir nenek Luther di media sosial.
Sabtu (30/11/2024) dini hari, MAS (14 tahun) menikam jantung ayahnya APW (41 tahun) di kediaman ayahnya APW (41 tahun) dan nenek Rud di Taman Bona Indrah. , Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Remaja tersebut merupakan siswa tahun pertama sebuah SMA swasta di Jakarta. Ibu kandungnya AP (40 tahun) juga mengalami luka-luka.
Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung mengatakan, MAS terlebih dahulu menikam ayah yang sedang tidur di kamar.
MAS menurunkan APW sekitar pukul 01.00 WIB.
“Bapaknya ditusuk, ibunya bangun, ibunya juga ditusuk. Tapi mungkin tidak sampai fatal,” kata Gogo seperti dikutip Youtube tvOneNews, Senin (2/12/2024).
Tak lama kemudian, sang ibu spontan berteriak, menurut AKBP Gogo Galesung.
“Bapaknya lari ke bawah lalu neneknya keluar dan diduga neneknya juga ikut ditusuk saat keluar (kamar),” jelasnya.
Berdasarkan keterangan MAS kepada polisi, ia ingin menikam anggota keluarganya karena bisikan yang diterimanya.
“Dia tidak bisa tidur, ada sesuatu yang berbisik padanya dan itu mengganggunya,” jelasnya.
Polisi masih menyelidiki motif kejahatan tersebut. Pada Senin (12 Februari 2024), remaja MAS (14) dibunuh di sebuah rumah di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, tempat ayah dan neneknya dibunuh. (Ibriza Fasti Ifhami) (Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami)
Sementara itu, Kapolres Jakarta Selatan Ade Rahmat Inar mengatakan MAS mengaku menyesal melakukan perbuatan tersebut.
“Meskipun keluarga subjek sangat menyayanginya, subjek juga sangat sedih dan mengungkapkan penyesalan yang sangat mendalam,” kata Idnar.
MAS pun menanyakan kondisi ibu tersebut. “Dia bertanya tentang ibunya dan dia sangat menyesal atas apa yang terjadi,” katanya. bisikan ajaib
Berdasarkan informasi awal yang diperoleh polisi, pelaku bertekad mengakhiri nyawa ayah dan neneknya setelah mendapat bisikan gaib.
Ya, saat pemeriksaan awal, dia merasa tidak bisa tidur, lalu ada yang berbisik-bisik sehingga membuatnya tidak tenang, kata Kepala Tim Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung, Sabtu sore usai olah TKP.
Gogo mengatakan polisi akan melakukan tes psikologi terhadap pelaku.
Polisi juga akan bekerja sama dengan Asosiasi Psikolog Forensik (Apsifor) untuk menyelidiki motif pelaku membunuh ayah dan nenek tersebut. TKP pembunuhan anak terhadap ayah dan neneknya di kawasan perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Cilandask Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30 November 2024). (luopan.com)
“Iya, saat ini kami sedang bekerja sama dengan APSIFOR untuk mendalami motifnya, karena bagaimanapun juga anak tersebut harus didampingi seseorang untuk mendapatkan informasi tersebut,” kata Gogo.
Gogo Galesung mengatakan, kedua korban diduga dibunuh saat sedang tidur.
Menurut polisi, penyerang MAS pertama kali mengambil pisau di dapur saat ayah dan ibunya sedang tertidur di kamar.
“Jadi masih kami dalami, tapi informasi awal, kami mendapat informasi dari pelaku bahwa ayahnya sedang tidur bersama ibunya dan dia turun ke bawah untuk mengambil pisau. Dia naik ke atas lagi dari dapur dan melakukan penusukan,” Gogo dikatakan.
Gogo mengungkapkan, pelaku pertama kali menikam ayahnya. Belakangan, ibu yang terbangun dengan singkatan AP (40) itu juga ditikam pelaku.
AP selamat karena luka tusukan pelaku tidak mengenai bagian tubuh yang fatal. “Iya jadi itu tadi pemeriksaan pendahuluan ya, olah TKP pendahuluan ya, dan dikuatkan dengan keterangan yang diberikan pelaku.”
“Dia menikam ayahnya, ibunya terbangun, dan ibunya ditikam, tapi mungkin tidak fatal, lalu ibunya berteriak,” kata Gogo.
Remaja MAS (14 tahun) membunuh ayah dan neneknya pada Sabtu, 30 November 2024, di Taman Bona Vista Indah, Lebakbulus, Jakarta Selatan.
Korban AP kemudian berteriak sementara suaminya berlari ke lantai satu untuk menyelamatkan diri. Mendengar suara itu, nenek terbangun dan keluar dari kamar.
Ketua tim penyidik berkata: “Ayahnya lari ke bawah, lalu neneknya keluar. Diduga saat keluar, neneknya juga ditusuk.”
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pembunuh langsung keluar rumah setelah menghabisi kedua korban.
Saksi T (satpam) melihat pelaku awalnya berjalan cepat di taman Perumahan Taman Bona Indah Blok A, kata Ade Ary.
Satpam lain yang hanya diketahui berinisial A lalu berteriak memanggil pelaku. Namun pelaku MAS saat itu mencoba melarikan diri.
Saksi A menelpon pelaku yang tiba-tiba bergegas menuju kawasan lampu merah, kata Kabid Humas.
Selanjutnya petugas keamanan berinisial T dan G melacak dan menangkap pelaku.
Berdasarkan keterangan dua orang saksi, tangan kiri dan baju pelaku berlumuran darah. Pelaku kemudian diamankan di pos keamanan setempat. Ibu nyaris lolos dari kematian
Sementara itu, ibu pelaku pembunuh berinisial AP (40) lolos dari kematian anaknya.
Meski selamat, dia ditikam berkali-kali oleh penyerang dan terluka parah.
“(Luka tusuk AP) di punggung, sama lengan, ya sama pipi,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung usai olah TKP, Sabtu sore.
Gogo mengatakan, AP yang bersimbah darah berlari ke rumah tetangganya untuk mencari pertolongan.
Noda darah masih terlihat di depan rumah warga yang didatangi The Associated Press untuk meminta bantuan.
“Noda darahnya ada di tembok garasi dan di pagar keliling jalan depan rumah karena ibu juga minta tolong ke tetangga. Jadi noda darahnya juga ada di dekat rumah tetangga,” kata Gogo. MAS disebut sebagai anak baik
Tetangga korban RS (70 tahun) sangat terkejut dan tidak menyangka akan terjadi pembunuhan.
Sebab, dia mengetahui MA merupakan sosok yang menjauhi tindak pidana ringan. Ia juga ramah jika bertemu dengan orang yang lebih tua.
“Beliau (MAS) selalu menyapa jika kita bertemu,” ujarnya mengutip Kompas.id, Sabtu (30 November 2024).
Padahal, MAS merupakan remaja yang terkenal dengan kerja keras dan ibadahnya. Sebelum kejadian berdarah tersebut, RS belum pernah melihat adanya gangguan di rumah tetangganya.
“Saya juga tidak pernah mendengar suara gaduh apa pun di rumah korban,” ujarnya.
Kesan serupa juga dirasakan oleh seorang penjual bakso keliling bernama Agus Suliswanto (55).
Ia kerap menjumpai MAS saat mengunjungi pemukiman warga. Menurut Agus, MA adalah pemuda yang pendiam namun ramah kepada semua orang.
“Saya sering bertemu dengannya di MAS saat latihan dan sholat,” tambahnya.
MAS juga dikenal sebagai orang rumahan yang tidak suka bergaul dengan orang lain.
“Saya juga tidak menyangka dialah yang menjadi pembunuh keluarganya,” imbuhnya.
Saat ini AP masih dalam kondisi kritis dan mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati di Cilandak, Jakarta Selatan.
Ketua tim reserse kriminal mengatakan, “Ibu pelaku dalam kondisi kritis dan mendapat perawatan di RS Fatmawati.”
Laporan Vivi Febrianti |. Sumber: Berita Forum Bogor