PP Kesehatan Dinilai Perlu Dilakukan Kajian Ulang untuk Tampung Masukan Pihak yang Terdampak

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mantan Bupati Tapanuli Nikson Nababan mendorong agar Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Kesehatan yang menghambat pertumbuhan UMKM segera dicabut. 

Nikson mengusulkan agar PP tersebut dicabut dan kemudian diubah untuk mengakomodasi masukan dari pihak-pihak yang terkena dampak seperti usaha kecil dan menengah untuk mengatasi kekhawatiran mengenai dampak diskriminatif terhadap pelaku usaha kecil.

Menurut dia, revisi PP 28/2024 penting dilakukan, agar aturan tersebut tidak diskriminatif dan tetap melindungi semua pihak.

Ia menjelaskan, perlindungan terhadap dampak rokok harus menjadi prioritas, namun harus dilakukan dengan pendekatan yang tidak merugikan usaha yang sudah ada sejak lama dan berkontribusi terhadap perekonomian lokal. 

“PP ini perlu ditinjau dan direvisi agar lebih efektif. Yang terpenting adalah memperketat aturan penjualan rokok kepada anak-anak tanpa mengorbankan keberlangsungan usaha pedagang kecil, kata Nikson dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/9/2024).

Nikson juga menegaskan adanya zonasi larangan penjualan rokok dalam radius 200 meter dari satuan pendidikan dan taman bermain anak. 

“Aturan jarak 200 meter dari satuan pendidikan dan taman bermain tidak adil bagi pedagang kecil. Peraturan ini bisa menutup banyak usaha, terutama pedagang di Kali Lima dan usaha kecil menengah yang bergantung pada penjualan rokok,” ujarnya. 

Nikson juga mengkritisi larangan iklan produk tembakau dalam jarak 500 meter dari satuan pendidikan dan taman bermain. 

Akibat aturan ini, ada kemungkinan penurunan penerimaan pajak reklame daerah dan hilangnya lapangan kerja di daerah. 

“Yang penting bagaimana iklan (produk tembakau) harus sesuai dengan aturan yang ada tanpa mengandung unsur merugikan. Kalau dilarang seperti itu, justru pendapatan daerah akan berkurang,” ujarnya.

Nixon prihatin dengan dampak pengaturan ini yang akan dirasakan oleh pelaku ekonomi regional. 

Pedagang secara otomatis berisiko mengalami penurunan pendapatan akibat ketentuan dalam PP tersebut. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *