Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia kini memasuki masa penuaan penduduk yang berarti proporsi penduduk lanjut usia semakin meningkat.
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2023, hampir 12 persen penduduk Indonesia atau sekitar 29 juta jiwa masuk dalam kategori lansia.
Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan jumlah lansia di Indonesia akan terus meningkat hingga tahun 2045.
Diperkirakan 20 persen lansia di Indonesia atau sekitar 50 juta jiwa, kata Dante baru-baru ini.
Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk lanjut usia, maka dilakukan upaya untuk menjaga kesehatan lansia agar tetap sehat, aktif dan bahagia.
Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, pelatihan juga dilakukan untuk mempersiapkan masyarakat non medis dalam menghadapi lansia.
Hal ini juga melibatkan Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI-FKUI), serta Fakultas Kedokteran UI dan Pusat Pengembangan Kesehatan Indonesia (Pusbangki UI) untuk mendirikan Senior Health Course (SHCC). dasar
“Tujuan dari lembaga inovatif ini adalah untuk mempersiapkan komunitas non-medis menghadapi agenda penuaan,” kata Ketua Umum ILUNI-FKUI Dr. Wawan Mulyawan, Sp.BS dalam keterangannya, Jumat (12/06/2024).
Ia mengatakan program ini merupakan salah satu bentuk inovasi yang memungkinkan masyarakat mengambil langkah-langkah untuk menjaga kesehatan seiring bertambahnya usia.
Selain dirinya sendiri, peserta juga dapat menjadi advokat kesehatan dan memberikan dukungan kesehatan kepada pasangan dan keluarganya.
Wawan mengatakan lembaga ini merupakan program pertama di dunia yang memberikan pendidikan kesehatan geriatri komprehensif kepada masyarakat umum.
SHCC menghadirkan berbagai aspek pendidikan kesehatan yang dirancang untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan peserta, termasuk 10 sesi pembelajaran intensif yang masing-masing berdurasi 4 jam.
Materi yang diajarkan meliputi etika profesi dan kedokteran, pemahaman anatomi dan fisiologi tubuh manusia, teknik eksperimen mandiri dan interpretasi laboratorium.
“Maka pemikiran kritis untuk mengendalikan jebakan kesehatan, pengetahuan tentang obat-obatan, suplemen dan vaksinasi pada lansia, serta keterampilan yang diperlukan jika terjadi kecelakaan, dalam pelatihan pertolongan pertama pada serangan jantung,” ujarnya.
Public figure Shahnaz Haque, salah satu dari 23 peserta kelompok pertama mengaku sangat senang bisa mengikuti pelatihan ini.
“Saya berharap semakin banyak masyarakat yang dapat mengikuti pelatihan yang sangat bermanfaat ini,” ujarnya.
Peserta lainnya, Meilani Kesumaputri, pemilik Apotek Kasuari, mengatakan bahwa selain memperoleh ilmu dan keterampilan, kami juga membangun hubungan psikologis yang erat dengan peserta dan instruktur.
“Kami akan saling mendukung selama sisa hidup kami.” katanya.
SHCC tidak hanya menjadi tonggak sejarah baru bagi pendidikan kesehatan lansia, namun juga membangun komunitas yang saling mendukung dalam menghadapi tantangan kesehatan lansia.
SHCC Batch kedua akan dimulai pada awal Februari 2025.