Laporan dari reporter Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Otak merupakan pusat kendali tubuh manusia yang mengkoordinasikan seluruh fungsi kehidupan, mulai dari pikiran, emosi, hingga gerakan tubuh.
Gangguan otak seperti stroke, aneurisma, tumor, dan kelainan serebrovaskular dapat sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Komplikasi umum lainnya termasuk stroke, aneurisma, tumor otak, dan malformasi pembuluh darah.
Menurut Dr. Febian Sandra, Sp.Rad, Subsp.RI(K), SubSpesialis Radiologi Intervensi RS Bethsaida Gading Serpong, mengatakan kelainan otak bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor genetik, cedera atau trauma kepala, penyakit metabolik seperti. diabetes dan tekanan darah tinggi, penyakit dan gaya hidup yang buruk, termasuk kurang olahraga dan pola makan yang buruk.
Pasien dengan gangguan otak seringkali mengeluhkan gejala seperti sakit kepala berkepanjangan, gangguan penglihatan, mual dan muntah, penurunan kesehatan, kelemahan atau kelemahan pada salah satu sisi tubuh, dan kejang, kata Febian dalam keterangannya, Kamis.
Untuk mengatasi masalah kelainan otak ini, angiografi pengurangan digital adalah teknik pencitraan medis yang digunakan untuk memeriksa struktur pembuluh darah dan kelainannya secara detail.
Teknologi ini bekerja dengan menggunakan sinar-X untuk menghilangkan struktur tertentu (terutama tulang) dari punggung sehingga hanya pembuluh darah saja yang terlihat.
DSA sering digunakan untuk mendiagnosis dan mendiagnosis kelainan pembuluh darah, terutama di otak.
“DSA memberikan kesempatan untuk melihat saraf otak secara detail, memungkinkan kita dengan cepat mendiagnosis dan merencanakan pengobatan terbaik,” ujarnya.
Dengan teknologi ini, pasien dapat didiagnosis dengan cepat dan akurat, ujarnya. DSA juga dapat digunakan sebagai panduan dalam pengobatan kelainan pembuluh darah, seperti trombektomi untuk stroke, penggulungan aneurisma, dan embolisasi malformasi atau tumor pembuluh darah.
DSA dapat digunakan untuk mendeteksi aneurisma otak atau pembesaran abnormal atau kebocoran pada dinding pembuluh darah. DSA sangat efektif dalam mengidentifikasi ukuran, lokasi, dan bentuk aneurisma, sehingga membantu merencanakan intervensi seperti penggulungan atau pembedahan.
Selain itu, malformasi arteriovenosa (AVM), yaitu kelainan pada hubungan antara arteri dan vena, juga dapat menyebabkan kelainan darah. DSA memungkinkan visualisasi jalur pembuluh darah abnormal dan aliran darah abnormal, membantu dokter menentukan pilihan pengobatan yang tepat.
“DSA dapat mendeteksi penyempitan (stenosis) atau penyumbatan (blockage) arteri serebral yang dapat menyebabkan stroke iskemik (penyumbatan),” ujarnya.
Gambar yang dihasilkan membantu menentukan tingkat keparahan dan lokasi reduksi, serta memandu penatalaksanaan yang tepat seperti trombektomi, pemasangan stent vaskular, dll.
Tumor otak dengan suplai darah abnormal dapat dideteksi menggunakan DSA. Cara ini dapat menunjukkan pola vaskularisasi tumor dan menghalangi akses suplai darah ke tumor, sehingga dapat membantu dokter dan ahli onkologi untuk melakukan pengobatan dengan risiko lebih kecil.
DSA juga digunakan untuk mengidentifikasi sumber perdarahan pada kondisi seperti pecahnya aneurisma atau MAV.
Keunggulan metode DSA yang digunakan di RS Bethsaida sedikit: prosedurnya tidak memerlukan sayatan yang besar, sehingga risikonya lebih rendah, lebih akurat karena dapat mendeteksi kesalahan secara detail.
Selain itu, pemulihan yang cepat, resolusi tinggi, dan pencitraan real-time memungkinkan deteksi langsung aliran darah dan panduan intervensi, sehingga dapat digunakan sebagai panduan untuk prosedur endovaskular seperti embolisasi stent atau koil.
RS Bethsaida Gading Serpong memberikan layanan komprehensif untuk diagnosis dan pengobatan gangguan otak, seperti teknologi DSA, Cath-Lab, Laboratorium, Radiologi Lanjutan, CT scan 512-slice, MRI 1,5 Tesla, serta tim spesialis dan sub yang berpengalaman. . – profesional. .
“Sebagai bagian dari sistem saraf, otak berperan penting dalam memproses emosi, mengambil keputusan, mengoordinasikan gerakan, dan berkomunikasi antar organ,” kata Dr. Pitono, Direktur RS Bethsaida Gading Serpong.
Oleh karena itu, menurutnya, menjaga kesehatan otak penting untuk menunjang kualitas hidup, mencegah penyakit seperti stroke, alzheimer, atau penyakit saraf lainnya, serta menjamin fungsi tubuh yang optimal setiap hari.