Putri Almarhum Suprayogi Genggam Tangan Ibu Siswi yang Meninggal: Sudah Takdir, Hidup Harus Berjalan

Reporter Tribunnews.com Geeta Erawan melaporkan

Tribun News.com, Jakarta – Keluarga 10 orang yang tewas dalam kecelakaan bus SMK Lingga Kenkana di Subang, Jawa Barat menempati 19 kursi.

Beberapa di antara mereka nampaknya masih belum bisa menahan kesedihan karena kehilangan orang yang disayanginya.

Yang lain menatap kosong ke deretan papan bertuliskan nama pejabat yang secara simbolis memberikan kompensasi kepada keluarga korban di meja yang terletak di depan mereka.

Di sisi lain, keluarga korban tampaknya juga berupaya menguatkan diri.

Sambil menitikkan air mata, Amel, putri kedua mendiang Suprayogi, memegang tangan Ratna sambil menangis.

Ibu Tiara yang meninggal karena kecelakaan adalah Ratna Swayam.

Terkadang Amel juga terlihat menggandeng tangan Ratna.

Tampak Amel mengatakan sesuatu sambil memegang tangan Ratna sambil menangis.

“Itu semua takdir, kaya Kadarullah. Hidup harus jalan terus. Kita pun tidak bisa bertanya kenapa harus anak saya, kenapa harus orang tua saya. Tapi itu pilihan Tuhan,” kata Amel usai penyerahan secara simbolis. Senin (13/5/2024) Santunan kecelakaan dari PT Jasa Raharja dan Pemkot Depok di SMK Linga Kenkana, Depok.

“Kita tidak bisa meminta kepada Allah untuk memilih orang lain. Itu sudah jalannya, usianya sudah segitu. Jadi saling menguatkan,” lanjutnya.

Atas kejadian tersebut, Amel berharap seluruh penyedia jasa angkutan umum atau bus agar ekstra hati-hati serta memeriksa dan merawat kendaraannya sebelum digunakan.

Hal ini, lanjutnya, terutama terjadi pada musim liburan dimana anak-anak sekolah menggunakan jasa bus untuk liburan.

“Jadi mohon pihak penyedia jasa ini ekstra hati-hati dan memeriksa kendaraannya, terutama sebelum berangkat,” kata Amell.

Selain Amel, keluarga almarhum lainnya terlihat juga berupaya memberikan penguatan kepada keluarga korban yang mengikuti program tersebut.

Terlihat ada yang memukul punggung ibu yang menangis itu.

Salah satunya terlihat memeluk seorang lelaki tua.

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama PT Jasa Raharja menyerahkan santunan secara simbolis kepada keluarga atau kerabat korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.

Masing-masing almarhum menerima uang sebesar Rp 5 crore dari PT Jasa Raharja.

Selain itu, mereka juga mendapat surat kematian dan santunan Rp 1 juta dari Pemerintah Kota Depok.

Untuk itu, sebaiknya ahli waris meminta akta kematian ke kecamatan masing-masing.

Setelah menerima akta kematian, mereka diminta menyerahkannya ke Dinas Sosial Pemerintah Kota Depok untuk mendapatkan santunan.

Mereka juga diminta membuka rekening Bank Pembangunan Daerah (BJB) Jawa Barat agar transfer bisa lebih cepat.

Dinas Sosial juga menyerahkan paket sembako.

Sabtu (11/5/2024) kemarin, 11 orang tewas dalam kecelakaan di Subang, Jawa Barat, saat rombongan SMK Linga Kenkana Bandung, Jawa Barat hendak kembali ke Depok usai menggelar acara perpisahan.

Sembilan siswa SMK Linga Kenkana tewas dalam kecelakaan tersebut.

Salah satunya adalah guru bernama Suprayogi yang merupakan ayah Amel.

Jenazah SMK Lingga Kenkana dimakamkan di kuburan massal pada Minggu (12/5/2024).

Enam di antaranya dimakamkan di Taman Makam Islam Parung Bingung Kota Depok.

Sementara itu, seorang pengemudi lainnya juga berada di lokasi kejadian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *