Indonesia hanya akan Berikan 600 Miliar Won untuk Berbagi Biaya Pengembangan Pesawat Tempur KF-21

Koresponden TribuneNews.com Richard Susilo melaporkan dari Jepang.

TRIBUNNEWS.COM, Tokyo – Indonesia akan menanggung biaya pengembangan jet tempur KF-21 Korea Selatan sebagai tanggapan atas transfer teknologi yang dikonfirmasi pada 5 Mei oleh surat kabar media Jepang JoongAng Ilbo, yang diterbitkan pada Senin (06/05/2024). ,

Perusahaan tersebut baru-baru ini mengusulkan untuk “menerima transfer teknologi yang lebih kecil dengan hanya menyediakan sepertiga dari kontribusi awal”.

“Jika reinvestasi saham tersebut disimpulkan dalam bentuk “pengurangan kontribusi dan pengurangan teknologi yang diperoleh”, diharapkan gelombangnya tidak kecil. Pasalnya, pencurian insinyur Indonesia yang dikirim ke Korea Selatan oleh KF saat ini sedang diselidiki. sedang dilakukan atas dugaan 21 teknologi dasar”, katanya.

Menurut Badan Proyek Pertahanan dan Korea Aerospace Industries (KAI), Indonesia baru-baru ini menginformasikan bahwa pada tahun 2026, ketika rencana konstruksi selesai, akan sulit untuk membelanjakan kontribusi yang semula disepakati dengan Korea Selatan.

Sebelumnya pada tahun 2016, kedua negara sepakat bahwa Korea Selatan akan mentransfer sebagian teknologi KF-21 dengan imbalan Indonesia menanggung 20 persen dari total biaya pengembangan KF-21 sebesar 8 triliun won (sekitar $900 miliar). 1,7 triliun won). yen).

Syaratnya, Indonesia membayar penuh kewajibannya pada Juni 2026, ketika pengembangan KF-21 selesai. Berdasarkan hal tersebut, insinyur Indonesia dikirim ke markas KAI di Sacheon, Gyeongnam, yang memproduksi KF-21 secara massal.

“Namun, Indonesia telah berulang kali menunda pembayaran kontribusinya, dan baru-baru ini memberi tahu pihak Korea Selatan mengenai proposal bahwa “tambahan 300 miliar won akan diberikan sekitar 100 miliar won setiap tahunnya mulai tahun ini hingga tahun 2026.” Ia juga menambahkan bahwa “Kami akan mengurangi kontribusinya sejak awal dan mengurangi jumlah transfer teknologi. Indonesia telah membayar sekitar 300 miliar won ke Korea Selatan hingga saat ini, dan dalam kondisi seperti ini, pada akhirnya hanya 600 miliar won yang akan dibayarkan,” tulis JoongAng Ilbo.

Benar kami sudah menerima proposal dari Indonesia, tapi kami belum mengambil keputusan akhir, kata salah satu pejabat Badan Proyek Pertahanan Korea.

“Usulan itu sedang kami pertimbangkan,” tegasnya lagi.

Kedua belah pihak kembali membahas masalah kontribusi pada tahun 2021. Untuk pertama kalinya dalam dua tahun, pembicaraan mengenai penyesuaian kontribusi terus berlanjut.

Pembicaraan tersebut diperkirakan akan selesai pada akhir bulan ini. Akhir tahun lalu, Indonesia mengusulkan perpanjangan batas waktu pembayaran selama delapan tahun dari tahun 2026 hingga 2034, hingga sebesar 110 miliar won per tahun.

Polisi sedang menyelidiki dua insinyur Indonesia yang dikirim ke Korea Selatan karena dicurigai mencuri teknologi inti KF-21 (pelanggaran Undang-Undang Perdagangan Pertahanan).

Keduanya diduga membocorkan teknologi kunci “CATIA” ke program penyusunan 3D KF-21. Pada bulan Januari tahun ini, ketua tim kelas bernama A dari tim teknis Indonesia kedapatan membawa beberapa USB drive yang berisi sekitar 6.600 dokumen KAI.

Hasil penyelidikan keamanan bersama, Komando Kontra Intelijen TNI, Badan Intelijen Negara, dan Badan Intelijen Pertahanan menetapkan dugaan kebocoran teknologi dan meminta polisi mengusutnya. Salah satu anggota tim teknis Indonesia bernama B juga sedang diperiksa.

Sedangkan bagi UKM dan pecinta kerajinan Jepang yang ingin berpameran di Tokyo dapat bergabung secara gratis di grup WhatsApp Japan Lovers dengan mengirim email ke [email protected] Subject: WAG Japan Lovers. Tulis nama, alamat, dan nomor WhatsApp Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *