TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengembangan sidat tropis di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dioptimalkan untuk memenuhi permintaan industri kuliner di pasar Asia dan global.
Aquaculture Research Center (ARC) yang didirikan oleh anak perusahaan Jaffa, PT Suri Tani Pemuka, mengembangbiakkan sidat tropis dengan nama ilmiah Anguilla bicolor.
Senoo Shigeharu yang tergabung dalam tim peneliti ARC mengatakan, dengan menggunakan teknologi akuakultur dan metode pembiakan, tim berhasil menetaskan 70.000 larva dengan berhasil membesarkannya selama 11 hari.
Hal ini menunjukkan potensi produksi sidat tropis skala besar di penangkaran.
Direktur Utama PT Suri Tani Pemuka (STP) Ardi Budiono mengatakan, pencapaian tersebut merupakan tonggak penting dalam upaya perusahaan mengelola populasi sidat secara berkelanjutan.
“Ini pertama kalinya kami berhasil menetaskan sidat tropis di lingkungan yang terkendali,” kata Ardi, dikutip Senin (19/8/2024).
Ia yakin kemampuan beternak sidat di penangkaran akan memberikan dampak signifikan terhadap industri akuakultur, tidak hanya di Asia tetapi di seluruh dunia.
“Untuk menjamin kelestarian sidat tropis, STP akan terus menerapkan praktik budidaya sidat berkelanjutan, melakukan berbagai penelitian sidat, dan mendukung upaya peningkatan populasi sidat di habitat aslinya, sebagai bagian dari komitmen kami terhadap budidaya perikanan berkelanjutan,” lanjutnya.
Kemajuan dalam budidaya sidat tropis ini sejalan dengan komitmen JAPFA terhadap produksi pangan yang efisien dan berkelanjutan.
“Kami melihat peluang untuk menerapkan prinsip-prinsip pembiakan pada budidaya perikanan dan budidaya sidat, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan mengurangi ketergantungan pada sidat yang ditangkap di alam,” kata Renaldo Santosa, Presiden dan CEO PT Japfa Comfeed Indonesia. dari grup Japfa.