Reporter Tribune.com Lita Febriani melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mitsubishi dan Nissan kembali berkolaborasi memproduksi mobil dan truk listrik baru untuk pasar Amerika Utara.
Amerika Utara dipilih karena wilayah tersebut sudah melampaui penjualan Mitsubishi di Asia Tenggara dan Mitsubishi merupakan kontributor terbesar di dunia.
Meskipun Asia Tenggara merupakan wilayah yang paling menguntungkan bagi perusahaan, suku bunga yang tinggi dan apresiasi baht Thailand telah merugikan bisnis perusahaan.
Sebaliknya, pembelian mata uang asing yang tinggi dan melemahnya yen telah membantu perekonomian Amerika Utara
Perusahaan telah mengkonfirmasi bahwa mereka sedang mengembangkan produk baru untuk pasar lokal.
CEO Mitsubishi Tako Kato mengatakan proyek tersebut masih dalam tahap awal dan menolak memberikan rincian lebih lanjut tentang EV tersebut.
Lalu ada pikap, yang menurut laporan Carscop, akan menjadi truk seberat satu ton yang dikembangkan bekerja sama dengan Nissan dan diproduksi di Meksiko.
Manufaktur di Amerika Utara akan memungkinkan mereka menghindari pajak sebesar 25 persen yang dikenakan pada truk pickup yang diimpor ke AS dan menjadikan Mitsubishi sebagai pesaing Ford Ranger.
Belum diketahui apakah model baru tersebut akan sama dengan model Triton yang banyak dijual di pasar luar negeri, khususnya Asia Tenggara.
Pada bulan Maret, Nissan dan Honda mengumumkan nota kesepahaman untuk menjajaki kemungkinan berbagi dan pembelian komponen utama kendaraan listrik.
Kato mengatakan Mitsubishi belum berbicara dengan Nissan atau Honda mengenai pengerjaan proyek tersebut namun mengatakan dealer terbuka untuk kemitraan semacam itu.
“Satu hal yang pasti, akan sangat sulit bagi produsen mobil sebesar kita untuk bertahan sendirian. Saya rasa cara terbaik adalah mencari kerja sama dengan mitra,” ujarnya.
Daripada menyerahkan mobil listriknya kepada Mitsubishi, Nissan akan menggunakan teknologi hybrid plug-in milik mitranya pada model masa depan.