Dipanggil ke Istana, Muliaman Hadad Ungkap Pesan Prabowo soal Peluncuran Danantara

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Pengelola Investasi (BP) Danantara Muliaman Hadad membeberkan pesan Presiden Prabowo Subianto saat dipanggil ke Istana Kepresidenan. 

Salah satu pesannya terkait peluncuran Danantara. 

“Dia hanya memerintahkan agar hal itu dilakukan sesegera mungkin dengan sangat hati-hati.” Saya kira itu saja,” kata Muliaman kepada wartawan, Selasa (26/11/2024).

Namun Muliaman belum bisa memastikan kapan Danantara akan diluncurkan. 

“Ya, sampai jumpa lagi, Tuan Presiden.” Insya Allah,” kata Muliaman.

Dia mengatakan, peluncuran Danantara melalui regulasi berupa Peraturan Pemerintah (PP) sudah siap, tinggal ditandatangani oleh Prabowo.

“Sesuai prioritas pemerintah, pangan, energi, hilirisasi, dan lain-lain. Itu semua penting,” tegas Muliaman.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengumpulkan sejumlah menteri dan pimpinan lembaga serta lembaga di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (25/11/2024).

Beberapa menteri, khususnya yang terkait dengan perekonomian, terlihat tiba di Istana Kepresidenan pada pukul 16.40 WIB.

Di antara mereka yang hadir antara lain Kepala BP Dhanantara Muliaman Haddad, Wakil Kepala BP Dhanantara Kaharudin Jenot, Menteri Investasi dan Hilir Rossan Roeslani, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakthi Wahyu Trenggono, dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Saat ditanya agenda pertemuan yang membahas peluncuran Danantara, Mulliaman membantahnya.

“Tidak, koordinasi,” kata Mulliaman.

Kemudian Jennod juga tidak menjawab secara gamblang soal peluncuran Dhanantara.

“Nanti saja,” tutupnya.

Diketahui, Presiden Prabowo Subianto mendirikan Badan Pengelola Investasi Energi Anagata Nusantara (BP Investasi Danantara).

BP Investasi Danantara diketuai oleh Muliaman Darmansyah, mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dhanantara akan mengelola aset sebesar USD 600 miliar (kurs Rp 15.840) atau setara Rp 9.504 triliun.

Badan ini akan mengelola investasi pemerintah di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (BPRS).

Badan yang disebut-sebut merupakan perusahaan superholding milik negara ini akan serupa dengan Temasek, lembaga investasi global yang berbasis di Singapura.

BP Investasi Danantara akan diluncurkan pada 7 November 2024. Namun rencana tersebut urung terjadi karena peluncuran terakhir akan dilakukan setelah Prabovo kembali dari perjalanan ke luar negeri selama kurang lebih 16 hari.

Terdapat tujuh BUMN yang berada di bawah pengelolaan BP Investasi Danantara yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT PLN (Persero).

Kemudian PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan BUMN pertambangan holding MIND ID.

Selain ketujuh BUMN tersebut, Otoritas Investasi Indonesia (INA) juga akan digabung dengan BP Investasi Danantara. 

Tujuan didirikannya adalah untuk mengoptimalkan pengelolaan dana negara secara besar-besaran dan terkoordinasi dengan lebih baik. 

Berdasarkan dokumen profil investasi BP Danantara yang dikutip Kompas.com, Danantara diposisikan untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi yang tinggi, inklusif, dan berkualitas dalam 5 tahun ke depan. 

Dhanantara juga diharapkan dapat menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi melalui konsolidasi aset-aset penting dan optimalisasi aset-aset negara untuk mendorong kesejahteraan nasional dan daya saing global, serta memanfaatkan sumber daya tersebut untuk mendukung tujuan dan program pemerintah.

Ia mengatakan BP Danantara Investment akan lebih besar dan mencakup cakupan yang lebih luas dibandingkan Otoritas Investasi Indonesia (INA) yang saat ini beroperasi sebagai dana kekayaan negara Indonesia. 

Sesuai dengan namanya, organisasi pengelola investasi ini bertujuan untuk mengelola dana di luar APBN secara bertahap, kata Muliaman, Selasa (23/10/2024).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *