Konsekuensi Serius AS Izinkan Rudal Buatannya Ditembakkan Ukraina ke Rusia, Kiev Tak Akan Menang

 

TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS Joe Biden akhirnya memberi wewenang kepada Ukraina untuk meluncurkan rudal jarak jauhnya jauh ke Rusia.

Meski kabar ini tidak dikonfirmasi oleh militer AS, namun disambut baik oleh Presiden Ukraina, Vladimir Zelensky. Dalam pernyataannya, Zelensky mengatakan bahwa “maka roketlah yang akan berbicara.”

Namun apakah izin ini akan membawa perubahan besar dalam perang yang akan berlangsung selama tiga tahun hingga akhir Februari 2025?

Media massa Ukraina “Strana” pada Senin (18/11/2024) dalam analisisnya menyebutkan lini depan tidak akan berubah secara mendasar.

Begitu pula dengan pengiriman tank Abrams, rudal Patriot, jet tempur F-16 yang sebelumnya ditolak AS, namun AS memberi izin.

“Sama seperti serangan rudal jarak jauh di belakang tentara Rusia di wilayah pendudukan Ukraina, yang telah dilakukan sejak tahun lalu, tidak dapat menghentikan kemajuan pasukan Rusia di Donbass, demikian pula serangan rudal terhadap wilayah tersebut. wilayah Kursk. kecil kemungkinannya menjadi faktor yang akan mengubah situasi di sana,” tulis media massa Kyiv.

Media tersebut juga menyebut jika AS benar-benar memberikan izin tersebut, justru akan memicu peningkatan ketegangan antara Barat dan Rusia. 

Media-media tersebut menulis bahwa kebijakan Biden  berusaha mempersulit penyelesaian perjanjian untuk mengakhiri perang, sesuatu yang menurut laporan media siap diusulkan oleh Trump setelah menjabat sebagai presiden AS. Menerbitkan izin serangan rudal adalah salah satu kesempatan terakhir bagi “pihak-pihak yang bertikai” untuk menggagalkan perjanjian ini.

Sebelumnya, pemimpin Rusia beberapa kali secara terbuka menyatakan bahwa serangan rudal Barat berarti masuknya negara-negara NATO secara langsung ke dalam perang melawan Federasi Rusia dan bahkan memperbarui doktrin nuklir untuk tujuan ini.

Analisis lainnya, jika Vladimir Putin memberikan respon militer kepada negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat, maka akan terjadi konfrontasi militer antara kedua negara adidaya tersebut.

Bagi partai Biden, yaitu Partai Demokrat yang “pencinta perang”, terpilihnya Donald Trump adalah “bencana yang nyata.” Selama kampanye pemilu, Trump berulang kali menyatakan bahwa ia akan mengakhiri perang Rusia-Ukraina “dalam 24 jam”.

Namun jika konfrontasi Rusia dengan NATO berubah menjadi konflik nyata, segala sesuatu mungkin terjadi, bahkan perang nuklir yang akan menghancurkan segalanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *