Hari AIDS Sedunia 2024, Kemenkes: ODHIV Berhak atas Akses Layanan Kesehatan yang Setara

Dilansir Rina Ayu, reporter Tribunnews.com.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Ina Agustina dari MKM mengatakan, stigma masih menjadi tantangan besar dalam mengakhiri AIDS.

Data menunjukkan 53 persen pengidap HIV atau ODHIV tidak mengetahui bahwa haknya dilindungi undang-undang. Hal ini membuat banyak masyarakat enggan mengakses layanan kesehatan.

“Penting bagi kita untuk menciptakan pendekatan berbasis hak yang menghilangkan stigma dan diskriminasi. “Setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang setara,” kata Dr. Inadi Hotel Des Indes Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Karena Letkol. Direktur Jenderal Departemen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dr. Uthee Pramono dari M.A.R.S, menekankan bahwa mengakhiri AIDS pada tahun 2030 bukan hanya tugas pemerintah saja. Namun hal ini juga merupakan gerakan terpadu untuk menciptakan layanan kesehatan komprehensif yang menghormati hak asasi manusia.

Langkah-langkah gabungan ini diharapkan dapat mengurangi jumlah infeksi baru. Menghilangkan kematian akibat AIDS dan meningkatkan kualitas hidup pasien HIV

Dilaporkan bahwa sekitar 35 persen infeksi HIV/AIDS baru terjadi pada kelompok seksual berisiko, termasuk laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), dan 28 persen pada pasangan ODHIV.

Saat ini, hanya 64 persen ODHA yang menerima terapi antiretroviral (ARV), dan hanya 49 persen yang mencapai penekanan virus.

Untuk mencapai target 95-95-95 pada tahun 2030, Kementerian Kesehatan mengedepankan inovasi seperti pengobatan mandiri. Sameday ART dan integrasi layanan di masyarakat

Tema global tahun ini adalah “Mengambil jalan yang benar” sejalan dengan upaya Indonesia untuk menjamin akses komprehensif terhadap layanan kesehatan bagi semua kelompok rentan.

Direktur UNAIDS Dr. Muhammad Saleem memperingatkan bahwa stigma dan diskriminasi merupakan hambatan utama di Asia Pasifik. Termasuk Indonesia.

“Hari AIDS Sedunia adalah saat refleksi global untuk menghilangkan stigma dan mendorong akses yang adil terhadap layanan kesehatan bagi semua,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *