Laporan Reporter Tribunnews.com Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pertumbuhan konten kreator dan industri pemasaran digital yang berjalan beriringan semakin membuka peluang bagi industri kreatif untuk berkembang.
Kehadiran para kreatif dari kelompok Gen Z dan munculnya perusahaan-perusahaan pemasaran digital telah mendongkrak industri kreatif sehingga semakin memacu semangat bersaing.
Apalagi seiring dengan semakin berkembangnya industri manufaktur, tidak hanya dari sektor korporasi saja, namun juga dari sektor UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang banyak memanfaatkan jasa ini.
Sayangnya, pertumbuhan perusahaan-perusahaan ini tidak selalu berhasil karena banyak orang yang tidak curiga melihat peluang besar untuk memanfaatkan produk yang diciptakan dengan menggunakan nama perusahaan yang sudah lama berdiri.
“Orang-orang ini biasanya bekerja dengan memberikan pekerjaan secara online atau paruh waktu melalui WhatsApp atau pesan singkat telegram,” kata Rian M Yusuf selaku Direktur Urala Indonesia kepada pers, Minggu (24/11/2024).
Dalam banyak kasus, kata dia, pelaku akan dijanjikan imbalan atau keuntungan besar hanya dengan menyelesaikan tugas sederhana yang bisa dilakukan dengan sebuah gawai.
Selain itu, tidak hanya pengusaha atau pengembang produk saja yang menjadi korban.
“Dari penipuan ini, pemilik perusahaan ini juga ikut dirugikan karena misalnya nama perusahaan Urala Indonesia dicuri oleh penipu untuk digunakan dalam aktivitasnya,” kata Rian.
Untuk itu, penting untuk dipahami bahwa perusahaan atau organisasi digital yang tepat tidak bisa membuka lapangan kerja melalui pesan singkat, tanpa bertanya kepada mereka yang sedang mencari simpanan.
Untuk menghindari penipuan jenis ini, ada baiknya masyarakat selalu mencari dan meneliti perusahaan perekrut menggunakan mesin pencari, situs resmi, atau jejaring sosial.
Langkah ini sangat penting bagi calon karyawan untuk melakukan riset menyeluruh terhadap keaslian tawaran pekerjaan.
“Jangan mudah percaya jika ada situs yang menjanjikan imbalan besar seringkali terdengar tidak masuk akal,” ujarnya.