TRIBUNNEWS.COM – Bus wisata PO Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat hingga menewaskan 11 orang, pada Sabtu malam, 11 Mei 2024, nampaknya mengalami kerusakan parah di sana-sini.
Tribunnews mendapat beberapa hasil tentang bus wisata PO Trans Putera Fajar.
Diantaranya, penampakan bus yang menjalani operasi wajah dari wujud asli model Discovery karya Karoseri Laksana Ungaran yang disulap menjadi model Jetbus 3 ala Karoseri Adi Putro.
Hal lainnya, tinggi bus ini juga diubah dari tinggi standar menjadi model lebih tinggi. Perubahan tersebut dilakukan pada bengkel karoseri agar tampilan bus lebih modern, namun belum diketahui bengkel mobil mana yang membuatnya.
Sasis bus wisata PO Trans Putera Fajar merupakan bus bermesin depan Hino AK tipe AK1J non-turbo, dengan sistem rem udara full namun rem tangan masih manual.
Dalam dunia transportasi terdapat model bus HD, HDD dan SHD untuk bus berpenggerak enam roda 4×2 dengan panjang sasis maksimal 12 meter. Model bus ini memiliki ketinggian dek yang lebih tinggi dibandingkan bus standar tahun 1990 ke bawah. Penampakan dan body asli bus rusak PO Trans Putera Fajar nopol AD 7524 OG sebelum dimodifikasi di bengkel menjadi model Jetbus 3 SHD. (IST)
Pada bus HD, ketinggian lantai bus berkisar 3,4 meter hingga 3,5 meter dengan model kaca tunggal.
Kemudian bus HDD memiliki lantai bus yang lebih tinggi dibandingkan model HD yakni 3,7 meter. Pada bodi mobil model HDD, umumnya berani memasang dua kaca depan alias double glass.
Berikutnya model SHD (Super High Decker) yang memiliki bodi dan lantai lebih tinggi dibandingkan bus HD.
Panjang keseluruhan bus SHD ini berkisar 3,8 meter hingga 3,9 meter. Bus SHD menggunakan dua kaca depan alias double glass.
Dengan dek yang tinggi, bus model SHD juga dapat mempunyai ruang lebih luas untuk membawa barang bawaan penumpang.
Selain ketiga model di atas, ada juga model MHD atau high deck yang diperkenalkan oleh Karoseri Adi Putro. Data bus wisata PO Trans Putera Fajar yang mengalami kecelakaan maut di Ciater Subang, Jawa Barat, Sabtu malam, 11 Mei 2024.
Bus PO Trans Putera Fajar diduga telah direnovasi oleh diler mobil dari ukuran standar menjadi model HD atau SHD. KNKT Menemukan Kebenaran Tentang Bus yang Dikonversi Menjadi Model Kelas Atas
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam penelusuran bus Trans Putera Fajar di Stasiun Subang menemukan fakta adanya perubahan dimensi bus standar dari dimensi standar menjadi kelas atas.
Mengenai perubahan pengukuran dari normal ke tinggi dapat mempengaruhi performa mobil.
KNKT juga melakukan pengecekan pada sistem kelaikan jalan khususnya sistem pengereman. Ketua KNKT Soerjanto mengatakan, pemeriksaan itu untuk mengetahui penyebab kecelakaan.
Jadi kami fokus pada sistem rem bus yang diketahui pengemudi sesaat sebelum kecelakaan mengalami masalah rem, kata Soerjanto saat meninjau bus berbahaya Putera Fajar di Terminal Subang, Minggu (12/5/2024) sore.
Soerjanto mengatakan KNKT juga sedang menjajaki sistem keamanan lainnya.
“Kami juga memeriksa sabuk pengaman dan rangka bus yang dirasa tidak dapat melindungi penumpang jika terjadi kecelakaan,” ujarnya. Petugas menurunkan bus wisata berbahaya PO Trans Putera Fajar yang membawa rombongan siswa sekolah SMK Lingga Kencana Depok yang mengalami kecelakaan di Simpang Susun Ciater, Kabupaten Subang, Sabtu malam, 11 Mei 2024. Bus tersebut merek Hino dengan nomor polisi. mesin depan tipe AK1JRKA PT Jaya Guna Hage nomor plat Wonogiri, Jawa Tengah, AD 7524 OG. (Mimbar Jabar/Deanza Falevi)
Terkait hasil peninjauan tersebut, KNKT belum bisa memastikan kapan akan dirilis.
Menurut dia, data hasil pemeriksaan ini perlu diimbangi dengan data lain seperti data wawancara pengemudi.
Ya, saya berharap hasil pemeriksaan ini bisa secepatnya disimpulkan, sehingga kita bisa mengetahui apa penyebab kecelakaan mengenaskan itu, kata Soerjanto.
Saat kecelakaan terjadi, bus tersebut sedang mengangkut siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, hendak pulang ke Depok dari acara perpisahan di Bandung.
Bus berangkat dari Depok menuju Bandung pada Jumat 10 Mei 2024. Total ada 3 bus yang membawa sekitar 150 orang termasuk pelajar dan wali murid.
Dari 11 korban meninggal, 10 di antaranya merupakan siswa SMK Lingga Kencana, Depok.