Reporter Tribune.com Ismoyo melaporkan
Berita Tribun.
Beberapa keberhasilan dicatatkan Pertamina pada tahapan huff and puff melalui lapangan Pertamina EP Sukowati, bagian dari East Indonesia Area 11, subholding upstream, injeksi CO2 antar sumur tahap pertama, dan injeksi CO2 skala penuh.
Direktur Utama Pertamin EP Zona 11 Zulfiqar Akbar mengatakan, hasil kajian penerapan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) di kawasan Sukowati menunjukkan respon positif tanpa merusak keutuhan dan struktur batuan yang baik.
Dalam keterangannya yang dikutip Selasa (20/08/2024), Zulfiqar mengatakan, “Pengembangan operasional proyek CCUS tidak hanya menghasilkan peningkatan produksi tetapi juga hasil penyimpanan tertinggi.”
Ia mengatakan, “Hal ini tentunya menjadi poin yang menggembirakan dalam upaya kami mendukung target produksi yang ditetapkan pemerintah dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca.”
Seperti diketahui CCUS merupakan teknologi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca dan mencegah kenaikan suhu global.
Upaya ini mendukung agenda global yang diadopsi dalam Perjanjian Paris pada Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) tahun 2016.
Selain itu, Indonesia memiliki komitmen dalam UNFCCC untuk mencapai net zero emisi (NZE) pada tahun 2060 dan melaksanakan transisi energi yang mengutamakan aspek keberlanjutan.
Keuntungan penerapan teknologi ini adalah dapat meningkatkan produksi minyak melalui proses injeksi CO2
CCUS di Sukowati, Bojonegoro, Jawa Timur merupakan usaha injeksi CO2 pertama Pertamina di kawasan Nasibarang yang merupakan bagian dari peta jalan Indonesia untuk mencapai NZE pada tahun 2060.
Penerapan injeksi CO2 dengan metode Huff and Puff di lapangan Sukowati akan memberikan validasi dan verifikasi teknologi EOR dengan mempelajari pengaruh CO2 EOR dan penyimpanan CO2 pada formasi geologi bawah laut lapangan minyak dan gas.
Hasil kajian ini diharapkan dapat diterapkan pada lapangan-lapangan Pertamina lainnya yang saat ini sedang aktif melakukan aktivitas eksplorasi CO2-EOR, yang tentunya turut berkontribusi dalam pencapaian target 1 juta barel minyak per hari (BOPD) pada tahun 2030. .
Zulfikar berharap penerapan CCUS tingkat penuh yang direncanakan selesai pada tahun 2033 di Sukowati dapat sukses dan menjadi pembelajaran bagi pengembangan CCUS di daerah lain.
Sebanyak 600 ton CO2 disuntikkan ke dalam sumur Sukowati-18 (SKW-18) atau sekitar 9 MMscf selama lima hari.
Apabila diterapkan secara penuh, maka Lapangan Sukowati dimaksudkan untuk menyerap CO2 yang dikeluarkan dari Lapangan CCUS Sukowati dan Lapangan Zumbron Ting Be.
“Kami berharap seluruh proses berjalan lancar, hasilnya bisa dievaluasi dan dilanjutkan ke tahap implementasi penuh,” kata Zulfiqar.