TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo Harahap menjawab pertanyaan seputar terpilihnya Setyo Budiyanto sebagai Ketua KPK periode 2024-2029.
Yudi yang pernah memimpin Setyo saat menjabat Direktur Penyidikan (Dirdik) mengatakan, mantan bosnya itu tidak punya catatan buruk selama di KPK.
“Setyo tidak punya catatan buruk selama di KPK, bahkan Setyo menangani kasus-kasus besar. Banyak yang jadi Direktur Pendidikan,” kata Yudi dalam keterangannya, Kamis (21/11/2024).
Yudi mengatakan, tugas berat menanti Setyo ke depan, seperti mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap NACC yang kian terpuruk.
“Saya yakin Setyo bisa melakukan ini karena pengalamannya sebagai Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi. Jadi tentu pemberantasan korupsi akan menjadi prioritas utamanya,” ujarnya.
Setyo Budiyanto terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029.
Demikian hasil pemungutan suara Komisi III DPR RI.
Sedangkan Setyo memperoleh 45 suara untuk menjadi Ketua KPK periode 2024-2029.
Berikut pimpinan KPK yang terpilih: Setyo Budiyanto Johanis Tanak Fitroh Rohcahyanto Agus Joko Pramono Ibnu Basuki Widodo.
Untuk informasi Anda Panitia Ketiga DPR RI melaksanakan uji kelayakan dan kelayakan Pimpinan dan Kadewa KPK periode 2024-2029 mulai Senin, 18 November 2024 hingga Kamis, 21 November 2024. Tepuk tangan.
Puluhan anggota DPR-RI langsung bertepuk tangan setelah Setyo Budiyanto meraih kemenangan besar dalam pemungutan suara sebagai calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2024-2029.
Dalam pemungutan suara ini, satu orang anggota DPR berhak memilih untuk menetapkan satu calon pimpinan KPK.
Artinya, mereka telah memilih empat calon presiden dan empat wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi periode 2024-2029.
Pantauan Tribun di lokasi, terdapat 48 anggota Komisi III DPR RI yang ikut mencoblos calon pimpinan KPK.
Mereka memimpin pemungutan suara, dan hasilnya Setyo Budiyanto menang telak dengan memperoleh 45 suara untuk menjadi calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia.
Di belakangnya ada Johanis Tanach dengan 2 suara dan Fitroh Rocayanto dengan 1 suara.
Kandidat yang tersisa tidak memperoleh satu suara pun untuk ditetapkan sebagai calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia.
Sementara itu Empat calon wakil presiden Komisi Pemberantasan Korupsi terpilih Fitroh Rohcahyanto dan Johanis Tanak yang memperoleh 48 suara dukungan.
Kemudian Agus Joko Pramono memperoleh 39 suara dan Ibnu Basuki Widodo memperoleh 33 suara.
Sementara itu Kandidat yang tidak lolos antara lain Michael Rolandi Cesnanta dengan 9 suara, Ida Budhiati 8 suara, Ahmad Alamsyah Saragih 5 suara, Poengky Indarti 9 suara, dan Djoko Poerwanto 5 suara.
Kemenangan besar ini membuat puluhan anggota DPR yang hadir langsung bertepuk tangan.
Ada juga yang menantikan kemenangan calon Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia terbaru itu.
Ketua Komisi III DPR RI Habiborokhman Menyikapi minimnya keterwakilan perempuan pada calon pimpinan (capim) KPK terpilih periode 2024-2029.
Habiborokhman Ditegaskan, pengangkatan lima pimpinan KPK merupakan hasil pemilihan individu anggota Komisi III DPR RI.
“Saya pikir ini kembali ke masing-masing anggota,” kata Habiborough.
Habiborough menegaskan partainya tidak ikut campur dalam pemilihan anggota perseorangan. Termasuk pemilihan Ketua Komite Pemberantasan Korupsi.
“Kami tidak bisa menginstruksikan anggota untuk memilih siapa yang akan menjadi anggota KPK, kami juga tidak bisa menginstruksikan anggota Komisi III untuk memilih siapa yang akan menjadi Ketua KPK,” ujarnya.
“Nanti mungkin kita tanyakan masing-masing siapa yang memilih dan apa alasannya,” imbuhnya (Tribun Network/igm/mam/wly).