Laporan reporter Tribunnews Tawfiq Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan menanggapi kontroversi pertemuan lima anggota NU (Nahdiin) dan Presiden Israel Isaac Herzog.
Menurut Jokowi, hal itu sebaiknya ditanyakan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Ya tanya PBNU, kata Jokowi di Lanud Hali Perdanakusuma, Jakarta, Senin (16/7/2024).
Pasalnya, menurut Jokowi, sikap pemerintah terhadap persoalan Palestina dan Israel jelas sesuai dengan pembukaan UUD 1945.
“Indonesia akan selalu berpartisipasi dalam penyelenggaraan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Ini yang terus kita pertahankan,” kata Jokowi.
Sebelumnya, PBNU menyayangkan pertemuan Khut Nahdliin dengan Presiden Israel Isaac Herzog.
Kunjungan ini menunjukkan tindakan masyarakat yang tidak memahami geopolitik, tidak memahami politik organisasi NU, dan perasaan seluruh warga NU.
Ketua PBNU Savik Ali mengatakan lima orang anggota NU tidak mewakili organisasinya.
“Kami tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mendanainya. Ini tindakan yang patut disayangkan,” kata Savich dalam keterangannya di laman resmi NU, Minggu (14/7/2024).
Savich mengatakan, meski berkunjung secara pribadi, mereka dikenal sebagai warga bahkan aktivis NU.
Menurutnya, hal tersebut akan memperburuk citra NU di mata masyarakat.
Padahal, menurutnya, sikap PBNU dan Nahdliyin masih jelas yakni berpihak pada Palestina dan mengutuk agresi militer Israel.
“Sampai saat ini Israel tidak mengakui Palestina dan terus melanjutkan agresi militernya yang telah memakan ribuan korban jiwa. Israel masih terus melemparkan bom dan peluru ke Palestina. Banyak korbannya, warga sipil,” ujarnya.
Savich juga membenarkan, PBNU saat ini sedang menjalin komunikasi intensif dengan Palestina untuk membahas situasi terkini.
Kemarin ada pertemuan antara Ketua Umum Gus Yahya dan Duta Besar Palestina untuk membahas kejadian terkini di Palestina, apa yang bisa dilakukan NU dalam rangka mendukung kemerdekaan Palestina dan mengakhiri kekerasan terhadap rakyat Palestina, kata Savich.
Savich membuka kemungkinan, PBNU akan mengklarifikasi terlebih dahulu maksud kunjungan kelima tokoh tersebut ke Israel.
“Jelas kepergiannya sulit diterima karena melukai perasaan masyarakat Nahdliin. Warga NU tidak boleh mengunjungi Israel. Ini kesalahpahaman geopolitik dan sentimen warga NU,” ujarnya.
Pada foto sebelumnya, Isaac terlihat duduk dengan setelan jas berwarna biru tua.
Foto tersebut memperlihatkan lima sosok Nahdliin berdiri di belakang Ishak.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pertemuan tersebut terjadi pada pekan lalu.