Tribune News – Media Israel, Haaretz, memberitakan bahwa militer Israel menolak menyerahkan jenazah 1.500 warga Palestina yang tewas dalam kekerasan di Jalur Gaza.
Haaretz mengatakan semua jenazah di Gaza diidentifikasi sebagai warga Palestina.
Media tersebut menambahkan, ribuan jenazah telah ditangkap oleh tentara Israel sejak awal kekerasan pada 7 Oktober 2023.
Namun belum diketahui alasan tentara Israel menolak menyerahkan ribuan jenazah.
Menurut IRNA, berita tersebut menambahkan: “Nama-nama korban tidak diketahui.
Sementara itu, Kantor Penerangan Otoritas Palestina di Gaza mengumumkan pada Senin (15/7/2024) malam, 320 warga Palestina tewas dalam 48 jam.
Menurut kantor tersebut, sebagian besar kematian terjadi dalam serangan Israel yang menggunakan senjata yang dilarang berdasarkan sanksi internasional.
Kantor tersebut terus mengatakan bahwa sebagian besar senjata tersebut “termasuk rudal dan bom buatan AS.”
Pada April 2024, ditemukan kuburan massal di dua rumah sakit di Gaza, yakni RS Nasir dan RS al-Shafa.
Menurut laporan Al Jazeera, setidaknya ada 400 jenazah, termasuk anak-anak dan perempuan, di kuburan massal tersebut, semuanya adalah warga Palestina.
Pejabat setempat mengatakan bahwa jenazah tersebut menunjukkan tanda-tanda penyiksaan dan pembunuhan.
Anggota Pertahanan Sipil Mohammad Mughir mengatakan sepuluh mayat ditemukan dengan tangan terikat, sementara yang lain masih terpasang tabung medis, menunjukkan bahwa mereka dikubur hidup-hidup.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pada hari Selasa bahwa jumlah warga Palestina yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober telah mencapai 38.713 orang.
Menurut Anadolu Agency, badan tersebut menambahkan dalam pernyataannya bahwa sekitar 89.166 orang lainnya terluka.
Dalam 24 jam terakhir, tentara Israel membunuh 49 orang dan melukai 69 lainnya dalam pembantaian dua keluarga.
“Banyak orang masih tergeletak di bawah tanah dan jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.
Mengingat resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional karena serangan terhadap Gaza meningkat setelah serangan Hamas yang didukung Palestina pada 7 Oktober 2023
Sejak sembilan bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza menghadapi kekurangan makanan, air dan obat-obatan.
Israel telah dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional, yang perintah terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di selatan kota Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi sebelum pecahnya perang 6 Mei.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)