TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyi menyerang Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) MGM-140 buatan Rusia.
Dia mengirim Menteri Pertahanan Rustem Umarov untuk bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin akhir pekan ini.
Umarov-Austin membahas tambahan bantuan militer ke Ukraina yang belum disalurkan.
Untuk Austin, Umarov meminta lebih banyak rudal MGM-140 ATACMS, rudal strategis dengan jangkauan 300 kilometer.
Utusan Zelensky juga memberikan daftar target “bernilai tinggi” yang ingin diserang Kiev di Rusia dengan menggunakan senjata AS.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN setelah pertemuan tersebut, Umarov mengatakan bahwa Ukraina meminta Amerika Serikat untuk mencabut pembatasan penggunaan ATACMS untuk pertahanan diri, namun serangan lebih lanjut terjadi di daratan Rusia.
Ini karena bandara yang digunakan untuk menyerang kota-kota kita sedang diserang.
Pesawat tempur Rusia telah menjadi sasaran utama penghancuran pasukan Ukraina.
Diketahui, wilayah Donbas kini luluh lantak pasca serangkaian serangan bom FAB yang berkisar antara 500 kg hingga 3.000 kg. Serangan tersebut dilakukan oleh pesawat Su-34 yang berbasis di perbatasan Rusia dan Ukraina.
“Bandara yang digunakan untuk menyerang kota-kota kami berada dalam jangkauan serangan yang dalam,” kata Umarov seperti dikutip, Minggu (1/9/2024).
Pertemuan tersebut tidak menyebutkan apakah AS akan mengizinkan Ukraina melakukan serangan jauh ke Rusia.
Namun, seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa permintaan AS untuk mengirimkan lebih banyak ATACMS terlalu memberatkan dan sulit untuk dikabulkan. Permintaan Ukraina merupakan pernyataan yang meremehkan Amerika Serikat, kata sumber itu.
Pasalnya, stok rudal ATACMS di Amerika sendiri tidak terlalu banyak. Sebaliknya di Ukraina jumlahnya juga sangat terbatas, karena digunakan dan ada pula yang dimusnahkan oleh tentara Rusia.
Ukraina, jelasnya, bisa mengirimkan rudal ATACMS namun dalam jumlah terbatas. Menteri Pertahanan Ukraina Rustam Umarov.
Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan kepada CNN bahwa masalah muncul kembali ketika Rusia memindahkan aset “target bernilai tinggi” ke Ukraina di luar jangkauan ATACSM.
Rudal ATACSM diketahui memiliki jangkauan 186 mil atau 300 kilometer.
“AS telah memperjelas bahwa Kiev tidak mengharapkan pengiriman ATACMS dalam jumlah besar karena terbatasnya persediaan AS dan periode produksi senjata yang lama,” kutip CNN.
Pejabat itu mencatat bahwa sejauh ini Ukraina menerima pasokan rudal yang “sangat terbatas”.
Pemerintahan AS kini mengalihkan perhatiannya pada serangan mendalam Rusia setelah salah satu rudal ATACMS yang dipersenjatai dengan cluster head jatuh di lepas pantai Krimea pada awal Juni.
Pada hari Selasa, juru bicara Pentagon Mayjen Patrick Ryder mengatakan misi AS tidak berubah.
“Kebijakan kami tidak berubah,” kata Ryder.
Menurutnya, Amerika mengizinkan Ukraina menggunakan senjata tersebut selama Ukraina mempertahankan diri, namun dilarang menembak jauh ke wilayah Rusia.
Sanksi tersebut dijatuhkan untuk memberi tahu AS dan sekutunya bahwa mereka tidak terlibat langsung dalam konflik dengan Rusia, namun mengirimkan senjata, amunisi, peralatan, dan uang tunai senilai miliaran dolar ke Kiev.
AS melonggarkan kebijakannya dari embargo awal, yang mengizinkan Kiev hanya terbang di atas wilayah Rusia yang diklaim oleh Ukraina – dari Krimea hingga Zaporozhye, Kherson, serta republik Donetsk dan Luhansk. Serangan drone di Ukraina
Selama ini Ukraina menyerang wilayah Rusia dengan rudal yang diproduksi di Inggris dan Perancis, sayangnya rudal tersebut jumlahnya tidak banyak dan mudah dideteksi sehingga tidak dapat mencapai sasarannya.
Di sisi lain, drone Ukraina juga terbang dalam jarak 1.000 kilometer dari perbatasan.
Terakhir, pihak Rusia mengatakan mereka menembak jatuh sebuah drone yang terbang menuju ibu kota Rusia, Moskow.
Walikota Moskow Sergey Sobyanin memberikan informasi ini melalui postingan Telegram.
“Sistem pertahanan udara Kementerian Pertahanan terus menahan serangan UAV musuh dan menembak jatuh drone lain di distrik Leninsky menuju Moskow. Semua layanan beroperasi di wilayah tersebut,” tulisnya dan dikutip TASS.
Sebelumnya, tiga drone berusaha menyerang lokasi pembangkit listrik Kashirskaya, kata Mikhail Shuvalov, kepala distrik Kashira.
“Pada malam tanggal 1 September, tiga drone berusaha menyerang lokasi pembangkit listrik Kashirskaya,” tulisnya di saluran Telegram-nya.
Shuvalov menjelaskan tidak ada kerugian atau kerusakan. Tidak ada laporan pemadaman listrik. Layanan darurat ada di lokasi kejadian (CNN/Russia Today/TASS/ewa)