Laporan reporter Tribunnews.com, Reena Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dokter Spesialis Kardiovaskular Dr. Selain rokok, paparan polusi udara menjadi penyebab utama penyakit paru obstruktif kronik (COPD), kata Arto Uono Soroto.
PPOK mempunyai gejala pernafasan yang menetap seperti batuk dan dahak, sesak nafas dan keluhan yang menetap.
Gejala pernapasan ini bersifat terus menerus dan progresif, menyebabkan kerusakan saluran udara hingga kantung alveolar, atau kantung udara kecil, tempat terjadinya pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru.
Kerusakan yang disebabkan oleh paparan gas atau partikel berbahaya seperti asap dan polusi.
Ia mengatakan, polusi udara yang semakin hari semakin parah di kota-kota besar tidak bisa dihindari.
Polusi udara sulit dihindari tetapi PPOK bisa dicegah. Polusi udara menjadi salah satu penyebab utama PPOK selain kebiasaan merokok. Sebisa mungkin hindari polusi udara, ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu. /11/2024).
Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi polusi udara adalah dengan menerapkan mitigasi di dalam rumah atau ruang dalam ruangan.
Pastikan udara di dalam rumah tersirkulasi dengan baik dengan menggunakan ventilasi rumah atau menjernihkan udara.
“Di beberapa negara di Afrika misalnya, ada polusi udara dalam ruangan. Kalau masak pakai kayu bakar, itu biomassa. Faktor risiko utamanya adalah polusi udara dalam ruangan, bukan rokok,” jelas Dr Arto.
PPOK bukanlah penyakit menular, PPOK dapat diobati sehingga penatalaksanaannya lebih fokus pada pencegahan gejala dan perburukan fungsi paru.
PPOK disebabkan oleh hubungan erat antara paparan signifikan terhadap partikel atau gas berbahaya dan peningkatan respons primer pada saluran udara dan jaringan paru-paru.
Partikel gas berbahaya utama adalah asap rokok. Ada juga partikel lain seperti polusi kimia dan asap dapur di tempat kerja.