Dharma Pongrekun Prediksi Ada Ancaman Pandemi Setelah Covid-19, Begini Tanggapan Pakar

Laporan reporter Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belakangan ini ramai digaungkan terkait pernyataan Calon Gubernur DKI Jakarta Dharma Pongrekun yang menyebutkan ancaman wabah Covid-19 tidak akan berakhir. 

Menurutnya, akan ada wabah lain yang muncul di wilayah lain di Tanah Air, hingga masyarakat akan terkena denda hingga ratusan juta. 

Terkait hal tersebut, Epidemiolog sekaligus Peneliti Center for Environmental and Population Health (CEPH) Griffith University Australia, Dr Dicky Budiman B.Med MScPH PhD memberikan jawabannya. 

Menurut dia, pernyataan Dharma tentang keharusan bangsa bersiap menghadapi epidemi di masa depan ada benarnya. 

Namun, Dicky menegaskan, waktu terjadinya epidemi tidak dapat diprediksi secara akurat. 

Pernyataan bahwa masyarakat perlu bersiap menghadapi epidemi di masa depan memang benar. Namun perlu dipahami bahwa epidemi tidak dapat diprediksi secara pasti kapan akan terjadi, ujarnya kepada Tribunnews, Selasa (19/11). /2024). 

Oleh karena itu, yang bisa dilakukan adalah meningkatkan persiapan berdasarkan pengetahuan ilmiah dan metode sejarah.

Meski lanjut Dicky, sejarah menunjukkan bahwa epidemi merupakan peristiwa yang berulang.

Misalnya saja seperti yang terlihat dari wabah flu Spanyol tahun 1918, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) tahun 2003, Middle East Respiratory Syndrome (MERS) tahun 2012, dan Covid-19. 

“Namun sulit untuk memprediksi waktu dan jenis patogennya. Dan yang jelas risiko terbesar datang dari penyakit zoonosis, terutama virus,” tegas Dicky. 

Meski timbulnya wabah ini belum bisa diprediksi secara pasti, Dicky mengatakan ada beberapa hal yang bisa diperbaiki. 

Pertama, lakukan pemeriksaan atau pemeliharaan. 

Saat ini, organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia dan jaringan ilmuwan global terus melakukan hal ini dengan memantau patogen baru.

Terutama penyakit zoonosis atau penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. 

Kedua, perlunya reformasi sistem kesehatan

Soroti penguatan sistem kesehatan masyarakat, termasuk vaksin, laboratorium, dan respon cepat terhadap epidemi, tambah Dicky. 

Sedangkan memberikan edukasi kepada masyarakat, misalnya edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pengurangan risiko kesehatan.

Oleh karena itu, meskipun wabah ini belum bisa diprediksi secara pasti, namun masyarakat dan pemerintah harus selalu bersiap, tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *