Laporan reporter Tribunnews.com Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – PPI Jepang menyelenggarakan Indonesian Art Fair (IAF) 2024 di Sunpearl Arakawa, Tokyo yang disaksikan banyak pengunjung pada Minggu (18/8/2024) lalu.
Wakil Presiden PPI Jepang Prima Ghandi mengatakan Festival Seni Indonesia merupakan ajang menampilkan keragaman budaya tradisional dan modern melalui lokakarya teater dan budaya.
Oleh karena itu, IAF langsung mengundang para pegiat budaya seperti berbagai sanggar seni yang didatangkan langsung dari Indonesia untuk presentasi di Jepang, kata Prima Ghandi kepada Tribunnews.com, kemarin (20/8/2024).
Acara ini juga diselenggarakan agar masyarakat Indonesia yang tersebar dapat menikmati kemeriahan 17 Agustus di negeri Sakura.
Sebelum acara dimulai, Wakil Presiden PPI Jepang Prima Ghandi dan Direktur Eksekutif Indonesia Art Fair Rayhan Rayzan memberikan sambutan hangat untuk membuka dan memulai pelaksanaan rangkaian acara. Mereka menegaskan tujuan PPI Jepang IAF untuk memperkuat rasa nasionalisme dan persatuan meski jauh dari tanah air.
Rayhan menambahkan, IAF merupakan bagian pertama dari komitmen PPI Jepang untuk menjadi wadah menampilkan kecerdasan Indonesia di tingkat internasional.
Koordinator Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Tokyo, Muhammad Al Aula mengatakan, generasi muda Indonesia yang belajar di Jepang hendaknya selalu mensyukuri kesempatan ini dan aktif mencari cara untuk memajukan negara dengan ilmu yang diperoleh. .
“Ini melibatkan pemikiran mendalam tentang bagaimana membangun negara,” kata Muhammad Al Aula.
Sesi pertama diawali dengan pembukaan bazar dan workshop.
Di tengah kerumunan wisatawan yang menikmati kuliner nusantara dan menyaksikan atau mengikuti workshop membatik dan angklung, berbagai penampilan dari berbagai pihak tersaji.
Salah satunya adalah penampilan sanggar tari yang didatangkan langsung dari Indonesia untuk mengikuti Pekan Seni Indonesia yaitu Ayodya Pala.
Untuk menghibur penonton, penari Ayodya Pala menampilkan tarian yang dipadukan dengan berbagai tarian tradisional Indonesia seperti Tari Saman dari Aceh dan Tari Kecak dari Bali.
Kostum adat yang dikenakan para penarinya juga bervariasi dan sangat menunjukkan keberagaman budaya Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Pertunjukan selanjutnya sungguh luar biasa, dimana teman-teman PPI di Tokyo Metropolitan University menampilkan tarian topeng yang indah.
Tarian yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat ini melambangkan upaya masyarakat untuk menolak sisi negatif diri kita.
Setelah itu, PCI NU Jepang menampilkan Hadroh Nusantara, yaitu salah satu bentuk musik rohani yang diiringi gendang dan kendang mengiringi sholawat Nabi.
Untuk upacara IAF, rebana ini diiringi lagu-lagu wajib berbahasa Indonesia.
Terakhir, sesi pertunjukan seni tradisional dipadukan dengan orkestra angklung yang dibawakan oleh siswa-siswi Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT), mulai dari SMP hingga SMA. Kegiatan workshop pada sesi pertama Pekan Seni Indonesia ini tak kalah seru dengan kemeriahan sekitar 500 pengunjung yang menyaksikan bazaar sambil menyaksikan berbagai pertunjukan.
Pengunjung yang telah membeli tiket workshop membatik dipandu untuk melukis batik sendiri sesuai kreativitasnya dan dapat membawa pulang karyanya.
Kemudian, pengunjung yang membeli tiket workshop angklung juga mendapatkan instruksi dan bisa mencoba bermain dalam orkestra angklung. kisah dua anak menjelajahi kepulauan Indonesia dengan Garuda ajaib.
Di setiap pulau atau wilayah yang dijelajahi, para penari dari Sanggar Ayodya Pala dan Bali Pusaka menampilkan tarian tradisional dari seluruh Indonesia. Seperti tari Tor-tor suku Batak dan Godeg Ayu suku Betawi/Sunda.
Dalam hal ini, IAF tidak hanya menjadi perayaan atas keberagaman budaya Indonesia, namun juga merupakan kesempatan untuk menampilkannya kepada khalayak internasional.
Hal serupa juga disampaikan oleh Ketua PPI Jepang, Fadlyansyah Farid, yang mengatakan bahwa acara kebudayaan yang terselenggara atas dukungan semua pihak ini menjadi dorongan bagi mahasiswa sebagai agen Indonesia tidak hanya untuk menampilkan tarian, tetapi juga untuk tampil. melestarikan budaya indonesia.
IAF bisa membuat kita merasakan situasi Indonesia yang sangat kental dan beragam dipadukan menjadi satu. Harapan kami kepada pimpinan tahun ini adalah agar acara seperti ini terus terlaksana agar diaspora khususnya pelajar Indonesia asal Jepang tetap mencintai Indonesia dengan cara apapun.
Dengan begitu, WNI yang berada di Jepang bisa semakin merasa dekat dengan tanah air meski berada jauh pada liburan kali ini.
Sementara itu bagi UKM dan pecinta kerajinan tangan Jepang yang ingin berpameran di Tokyo dapat bergabung secara gratis di grup WhatsApp Japan Lovers melalui email: [email protected] Subject: WAG Japan Lovers. Tulis nama, alamat, dan nomor WhatsApp Anda.