Laporan Gita Irawan, jurnalis Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara mengenang pengalamannya menjadi kopral taruna Akademi Militer Magelang saat menyaksikan aksi spektakuler Pj Presiden saat itu Danjen Kopassus Prabowo Subianto.
Iftitah mengatakan, pada Senin, 28 April 1997 atau sekitar 27 tahun lalu, seluruh taruna berkumpul di Lapangan Sapta Marga, Kompleks Akademi Militer Lembah Tidar, Magelang.
Iftitah memberitakan, perkuliahan pada hari itu diliburkan karena para taruna dijadwalkan mendapat kuliah kepemimpinan dari Danjen Kopassus Mayjen TNI Prabowo Subianto Djojohadikusumo.
Saat itu, ia dan taruna lainnya bertanya-tanya mengapa harus berkumpul di area upacara Sapta Marga, padahal biasanya setiap kuliah kepemimpinan diadakan di gedung Lily Rochli.
Ternyata pagi itu kita menyaksikan kinerja yang luar biasa. ‘Kuliah Kepemimpinan’ Jenderal Prabowo dimulai dengan tindakan, bukan kata-kata: ‘Memimpin dengan memberi contoh’, tulis Iftitah di akun Instagram resminya, yang dikonfirmasi, Kamis (24). / 10/2024).
Jenderal Prabovo dan pasukannya masuk Akademi Militer melalui jalur udara. Ia melompat dari pesawat, lalu jatuh bebas dan mendarat di kawasan Sapta Marga Akademi Militer.
Lanjutnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan “mengajar” kepada Prabowo bahwa pemimpin harus berani, cepat melihat, cepat mengambil keputusan, dan cepat bertindak.
Selain itu, lanjutnya, pemimpin harus berani mengambil risiko.
Menurutnya, risiko terjun payung adalah soal hilangnya nyawa, dan Prabowo rela mempertaruhkan nyawa demi kepemimpinannya.
“Ketika mereka melihatnya mendarat dan terjun payung, semangat para taruna membara. Jenderal Prabowo pun mendapat tepuk tangan dari para taruna. Mereka mengepalkan tangan sambil berteriak: “Commando..commando..commando”,- kenang Iftitah.
Setelahnya, masih di lapangan Sapta Marga, Prabowo bercerita pernah mengenalkan olahraga rugby kepada para taruna.
Rugby, kata Prabowo, merupakan olahraga pejuang yang berarti strategi pertarungan, kerja sama tim, dan keberanian.
Barulah, kata Iftitah, para kadet mendatangi Gedung Lily Rochli untuk mendengarkan kelanjutan ceramah kepemimpinan literal yang disampaikan Prabowo.
Dikatakannya, acara hari itu diakhiri dengan makan bersama para taruna.
“Para taruna senang karena bisa menambahkan makanan tambahan pada bekal makan siangnya: apel merah dan es krim,” tutupnya.
Informasi yang dihimpun, rencananya para menteri dan wakil Kabinet Merah Putih pimpinan Iftitah dan Presiden Prabowo Subianto akan menggelar pengarahan di Akademi Militer Magelang mulai Jumat (25/10/2024) besok. Sosok Iftitah
Iftitah tercatat pensiun dini setelah bertugas di militer selama kurang lebih 20 tahun.
Lahir pada 10 Maret 1977 di Pandeglang, pangkat terakhirnya adalah Letnan Kolonel.
Tercatat, mantan perwira TNI dari kesatuan kavaleri ini menduduki sejumlah posisi penting di kesatuan tersebut, baik sebagai pemimpin peleton maupun pemimpin kompi tank di jajaran Kostrad.
Iftitah tercatat ikut serta dalam pendirian dan pembangunan Pusat Misi Penjaga Perdamaian (PMPP TNI) di Sentul, Bogor.
Belakangan, Mabes TNI menunjuk Ifti sebagai instruktur internasional pertama di bidang misi penjaga perdamaian di lingkungan TNI pada tahun 2010.
Selama TNI mengembangkan PMPP, Iftitah juga ditugaskan di Mabes TNI baik sebagai staf pribadi Direktur Panggilan TNI maupun sebagai Panglima TNI.
Selain itu, Iftitah juga dipanggil ke Istana Negara untuk menjalankan tugas presiden.
Mahasiswa PhD bidang Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran, Bandung, juga meraih gelar Master of Arts bidang Kepemimpinan dan Manajemen di Webster University, Kansas, AS.
Iftitah juga telah banyak menulis publikasi di bidang militer dan tercatat sebagai Sarjana Hukum dari Universitas Narotama dan Sarjana Pertahanan dari Universitas Indore, India.
Selain menjadi penulis, Suryanagara juga memiliki pengalaman di dunia bisnis.
Ia juga seorang akademisi dengan minat khusus di bidang strategi, geopolitik, intelijen, pertahanan, keamanan nasional dan regional, serta perdamaian internasional.