Laporan dari surat kabar Tribunnews.com Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI (Menlo) Retno Marsudi mengungkapkan adanya tren peningkatan pekerja warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja pada perusahaan perjudian online dan penipuan online di kawasan Asia. Tenggara.
Hal itu disampaikan Retno saat memberikan sambutan pada Malam Anugerah Perlindungan WNI Hasan Wirajuda Tahun 2023 di Taman Ismail Marzuki (TIM) di Sikini, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).
“Selanjutnya, ada tren yang berkembang di kawasan ini untuk menarik pekerja, termasuk warga negara Indonesia, untuk bekerja di perusahaan perjudian online dan penipuan online di Asia Tenggara,” kata Retno.
Ia melanjutkan, rekrutmen ini merupakan awal dari eksploitasi WNI hingga menjadi indikator terjadinya perdagangan manusia atau tip kriminal.
Hingga tahun 2021, Kementerian Luar Negeri sendiri mencatat terdapat 3.428 kasus yang melibatkan WNI dalam kasus penipuan online yang sebagian besar terkonsentrasi di kawasan Asia Tenggara.
“Inilah titik awal eksploitasi tenaga kerja hingga muncul tanda-tanda atau indikasi adanya tindak pidana perdagangan manusia,” ujarnya.
Setiap tahun jumlah kasus meningkat secara eksponensial dan 40% di antaranya merupakan kasus tip.
Terkait hal tersebut, Retno mengingatkan semua pihak untuk bekerja sama memastikan kawasan Asia Tenggara tempat Indonesia berada tidak menjadi tempat berkembang biaknya pelaku kejahatan seksual.
Ditegaskannya, upaya pemberian dukungan terhadap WNI tidak hanya sebatas pada penanganan dan penyelesaian kasus, namun mencakup seluruh aspek pertahanan untuk mewujudkan dukungan yang lebih komprehensif terhadap WNI.
Berdasarkan ketentuan tersebut, Retno menilai perlindungan WNI harus dilakukan dari hulu ke hilir, tidak hanya di satu sisi saja.
Seperti bekerja sama dengan pemerintah pusat dan perwakilan Indonesia di luar negeri dalam hal repatriasi, evakuasi dari zona konflik, serta fasilitas layanan kesehatan dan kesehatan jiwa.
Memperkuat proses hilir seperti pendidikan publik mengenai migrasi yang aman, program persiapan keluar yang tepat bagi calon PMI, serta kolaborasi dan koordinasi intensif antara pemangku kepentingan terkait, baik pemerintah maupun non-pemerintah.
Pada saat yang sama, kita perlu memperkuat proses hilir, termasuk pendidikan publik tentang proses migrasi yang aman, rencana persiapan keluar yang tepat bagi PMI, koordinasi intensif antar kementerian, lembaga, serta tingkat pusat dan daerah. Retno juga menyampaikan kerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat.