Saya
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Terintegrasi (IHSG) yang dibuka menguat, justru berakhir melemah pada hari ini. saya
Rupiah Indonesia ditutup melemah setara dengan tiga dolar AS sejak kemarin.
IHSG melemah 0,18% atau 13,31 poin menjadi 7.308,67 pada akhir perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (13 November 2024).
Tujuh indeks industri menyeret IHSG ke zona merah. Sektor konsumen bahan pokok turun 1,79%. Sektor real estat turun 1,56%. Sektor infrastruktur melemah 0,52%. Sektor transportasi turun 0,49%. Sektor bahan baku turun 0,48%. Terjadi penurunan sebesar 0,41% pada sektor kesehatan. Sektor energi turun 0,05%.
Meski IHSG melemah, ada empat sektor yang mungkin masih menguat. Sektor teknologi menguat 1,35%. Sektor barang konsumsi non primer menguat 0,52%. Keuangan naik 0,51%. Sektor industri menguat 0,26%. Perolehan terbesar LQ45 hari ini adalah:
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) 9,76% PT Bank Jago Tbk (ARTO) 4,07% PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) 3,35% Top Loss LQ45 meliputi:
PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) -6,35% PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) -5,17% PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) -4,15%
Total volume perdagangan bursa mencapai 38,04 miliar lembar saham dengan volume perdagangan Rp 11,3 triliun. Sebanyak 298 saham melemah. Terdapat 293 saham menguat dan 200 saham melemah.
IHSG kehilangan 1,02% secara mingguan. Sementara IHSG sudah menguat 0,49% sejak awal tahun.
Sementara itu, nasib Rs. Meski nilai tukar Rupee Gisdol di pasar spot stagnan, namun Rupee Gisdol melemah tajam terhadap Dolar AS pada hari ini.
Pada Rabu (13/11), nilai tukar Gisdol Rupee melemah 0,07% menjadi Rp 15.771 dari Rp 15.782 per dolar AS kemarin.
Sementara itu, kurs spot rupiah ditutup pada level 15.784 rupiah per dolar AS. Nilai tukar spot rupee melemah tipis 0,01% dari penutupan kemarin.
Rupee menguat hari ini karena indeks dolar AS melemah dari kenaikan jangka panjang. Dolar AS menguat, terutama setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS.
Kebijakan Trump diharapkan berdampak baik bagi perekonomian AS, seperti saat ia menjabat.
Analis Maybank Mardal Gunnarto menulis dalam laporannya yang dikutip Bloomberg bahwa perlambatan ekonomi Tiongkok akan meningkatkan tekanan pada negara-negara emerging market di Asia, termasuk Indonesia.
Mata uang Asia beragam hari ini. Ringgit Malaysia memimpin kerugian, melemah 0,55% terhadap dolar. Selain ringgit, yen Jepang, dolar Singapura, dolar Taiwan, dolar Hong Kong, rupee India, dan Rs.
Sementara itu, won Korea Selatan menguat 0,32% terhadap dolar AS. Won Korea Selatan menguat setelah kenaikan peso Filipina, yuan Tiongkok, dan baht Thailand.
Indeks dolar AS yang mencerminkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama dunia hari ini menguat di level 106,16. Indeks Dolar AS naik 0,13% setiap hari, dan naik 0,12% dalam seminggu terakhir.
(Diterbitkan oleh T. Rahmavati)
Sumber: Uang Tunai