Laporan reporter Tribunnews.com Nimra Yunia
TribeNews.com – Tiga anak ditikam hingga tewas di kelas dansa bertema Taylor Swift di Southport, Inggris, memicu kerusuhan sayap kanan dalam kerusuhan terburuk di Inggris dalam 13 tahun terakhir
X Video yang beredar di media sosial menunjukkan ratusan ekstremis sayap kanan melakukan kerusuhan dan penjarahan beberapa toko di kawasan Southport.
Bisnis minuman keras juga tak luput dari penjarahan para ekstremis bersayap. Sementara itu, video yang kemudian muncul di media sosial menunjukkan toko-toko terbakar.
Sambil meneriakkan kalimat nasionalis “Inggris” dan “Oh, Tommy Tommy”, 700 anggota sayap kanan yang mengenakan masker atau penutup kepala turun ke jalan pada Minggu (4/8/2024).
Mereka tak segan-segan melemparkan kayu dan batu hingga jendela hotel di Rotherham tempat para pengungsi menginap hancur total. Asap mengepul dari api yang dinyalakan oleh pengunjuk rasa selama kerusuhan di dekat masjid Southport Islamic Society di Southport, barat laut Inggris, pada 30 Juli 2024, sehari setelah serangan pisau yang fatal terhadap anak-anak.
Sedikitnya 10 polisi terluka parah akibat amukan massa yang membabi buta. Salah satu dari mereka tidak sadarkan diri.
Akibat kerusuhan massal tersebut, media lokal Mirror mencatat beberapa petugas keamanan di pusat kota Liverpool juga menjadi korban kerusuhan yang menyebabkan dua petugas polisi harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Penyebab Kerusuhan di Inggris
Kerusuhan terburuk di Inggris terjadi setelah serangan pisau seminggu lalu yang menewaskan tiga gadis, termasuk Baby King (6), Elsie Dot Stancombe (7) dan Alice D’Salva Aguilar (9).
Penikaman tersebut langsung memicu kemarahan warga, yang kemudian dimanfaatkan oleh kelompok sayap kanan untuk menyebarkan informasi yang salah.
Di jejaring sosial X, kelompok sayap kanan menyebarkan informasi bahwa penikamnya adalah seorang pendatang yang mengenakan pakaian muslim kuno.
Mereka sengaja menyebarkan disinformasi ini untuk memicu protes anti-Muslim dan anti-imigran di Inggris. Gara-gara kerusuhan di Inggris, umat Islam takut pergi ke masjid.
Meski kerusuhan perlahan mereda, umat Islam di Inggris dikabarkan takut untuk salat di masjid. Kekhawatiran ini berasal dari meluasnya kerusuhan anti-imigran di negara tersebut sejak pekan lalu.
“Ada kekhawatiran yang semakin besar di kalangan umat Islam dan kami mendengar beberapa orang mengatakan mereka takut pergi ke masjid atau pusat Islam karena takut akan serangan.”
“Banyak masjid yang membatalkan acara,” kata sutradara Tell Mama, Iman Atta, seperti dikutip The National.
“Kami semakin banyak menerima laporan bahwa umat Islam Inggris mengkhawatirkan keselamatan mereka,” lanjut Iman Atta.
Khawatir akan terulangnya kerusuhan, pemerintah mengatakan telah meningkatkan keamanan di banyak masjid.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer akan mengadakan rapat kabinet darurat untuk mengatasi ekstremis penyebar kebencian.
Otoritas peradilan Inggris dikatakan sedang mempersiapkan serangkaian persidangan 24 jam terhadap tersangka kerusuhan.