TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan (Menhan), Yoav Gallant, dikabarkan bersembunyi di basement markas Kementerian Pertahanan (Kemenhan) di Tel Aviv.
Aljazeera mengabarkan mereka bersembunyi di sana setelah Israel menyerang ibu kota Iran, Teheran, Sabtu pagi ini (26/10/2024).
Sedangkan penyerangan Israel ke Iran dipimpin oleh Kepala Staf Israel Herzi Halevy.
The Times of Israel melaporkan bahwa, “Saat Israel menyerang Iran, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu merilis foto pertemuan perdana menteri dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan perwira senior IDF lainnya dalam sebuah ledakan di bawah pangkalan militer Kirya di Tel Aviv”.
Kantor Berita Fars Iran melaporkan setidaknya lima ledakan terdengar di dekat Bandara Internasional Imam Khomeini.
IDF sendiri mengklaim telah melakukan serangan terhadap sasaran militer.
Informasi tersebut terlontar dari mulut juru bicara IDF Daniel Hagari saat membenarkan serangan Israel ke Iran.
“Menanggapi serangan terus menerus pemerintah Iran terhadap Israel selama berbulan-bulan – Pasukan Pertahanan Israel saat ini melakukan serangan terhadap sasaran militer terhadap Iran,” kata Daniel Hagari, dikutip dari surat kabar Russia Today.
Daniel Hagari kemudian mengatakan bahwa pemerintah Iran dan sekutunya telah menyerang Israel tanpa pandang bulu sejak 7 Oktober, termasuk serangan langsung dari Iran.
“Seperti negara merdeka mana pun di dunia, Israel mempunyai hak untuk merespons,” katanya.
Daniel Hagari menekankan bahwa Israel akan melakukan segalanya untuk melindungi tanah dan rakyat Israel.
Daniel Hagari juga berpendapat bahwa kemampuan Israel dalam menyerang dan mempertahankan diri kini menjadi hal yang lumrah.
“Kami akan melakukan apa pun untuk melindungi tanah dan rakyat Israel,” kata Daniel.
Kantor berita tersebut melaporkan, mengutip situs Aljazeera, belum dapat dipastikan apakah serangan Israel menimbulkan korban jiwa atau merusak beberapa bangunan.
Seperti dikutip Aljazeera, serangan tersebut bukanlah serangan pesawat perang.
Sebaliknya, serangan drone dan ledakannya terdengar di Teheran.
Sebelumnya, rahasia rencana Israel melakukan serangan besar-besaran ke Iran terungkap melalui akun Telegram “Middle East Spectator” pada Jumat (18/10/2024).
Di Telegram ada dua dokumen yang diyakini berasal dari intelijen sekutu Israel, Amerika Serikat (AS).
Dokumen tersebut menyebutkan bahwa berdasarkan hasil pengawasan Amerika, Israel meningkatkan jumlah aktivitas militer sebagai persiapan serangan terhadap Iran.
Rencana yang dimaksud antara lain Israel melakukan latihan militer menggunakan rudal balistik (ALBM).
Pada 15-16 Oktober 2024, latihan operasi UAV rahasia dan latihan penempatan kekuatan (LFE) kedua juga akan berlangsung.
(Tribunnews.com/Rifqah/Yunita/Erik)