Laporan Tribunnews.com oleh jurnalis Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebersihan yang baik merupakan landasan penting bagi kesehatan dan kenyamanan di lingkungan sekolah, tempat anak-anak menghabiskan waktu belajar dan berinteraksi setiap hari. ;
Di Indonesia, permasalahan toilet di sekolah dasar masih menjadi permasalahan yang memerlukan perhatian serius.
Banyak toilet sekolah yang fasilitasnya minim dan tidak dirawat dengan baik, sehingga tidak hanya tidak nyaman tetapi juga berpotensi mengancam kesehatan anak.
Berdasarkan Profil Sanitasi Sekolah tahun 2022, 71 persen satuan pendidikan di Indonesia, atau setara dengan 27.000.000 anak, menerima layanan air, sanitasi, dan kebersihan (WASH) yang terbatas, dan tidak tersedia layanan dasar WASH. Dan 1 persen sisanya tidak mempunyai akses. .
;
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai langkah dan inisiatif untuk mencapai tujuan penyediaan layanan WASH 100% kepada seluruh anak pada tahun 2030. ;
Di wilayah Kabupaten Subang, hanya 20% toilet sekolah yang memenuhi syarat kesehatan. ;
Dr Maxi Sh, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang Bapak MH.Kes mengungkapkan sebagian besar toilet di sekolah masih belum dilengkapi dengan tempat sampah, sabun cair, peralatan makan dan pembersih toilet.
“Dan berdasarkan ketersediaan, jumlah toilet masih belum proporsional, artinya jumlahnya masih kalah dibandingkan jumlah siswa di sekolah tersebut,” ujarnya.
Terkait dengan jumlah toilet atau jamban yang tersedia, pemerintah menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permanen) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana SD/MI, SMP/MT, dan SMA/MA.
Peraturan tersebut menyebutkan minimal satu unit toilet untuk setiap 60 siswa laki-laki, satu unit toilet untuk setiap 50 siswa perempuan, dan satu unit toilet untuk guru.
Jumlah toilet di setiap sekolah minimal 3 unit dan luas minimal 1 unit toilet adalah 2 meter persegi. Selanjutnya, kamar mandi harus memiliki dinding dan atap, terkunci, dan mudah dibersihkan. Setiap unit harus mempunyai air bersih dan fasilitas seperti toilet, tempat air, gayung, gantungan baju, dan tempat sampah.
Maxi juga mencantumkan beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga toilet sekolah tetap bersih dan nyaman.
“Menjaga kebersihan toilet sekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab petugas kebersihan, namun menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga sekolah yang melibatkan siswa dalam membersihkan toilet sekolah.
Pasang peralatan dan perlengkapan yang kuat dan tahan lama. Mendidik siswa juga penting. “Yang terakhir, menjaga jadwal pembersihan secara rutin,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Subang pun tak tinggal diam menyikapi permasalahan kecukupan toilet di sekolah.
Melalui program “School Green Toilet” atau “Kampanye Pembersihan Toilet Sekolah Ramah Lingkungan”, Pemerintah Provinsi Subang bertujuan untuk mewujudkan toilet yang bersih dan nyaman di sekolah serta memperbaiki iklim lingkungan untuk mendukung peningkatan kesehatan, kesejahteraan dan pembelajaran. di tempat untuk membantu.
Direktur Jenderal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Suban Nunun Suryani mengatakan pihaknya juga telah bekerja sama dengan dinas, lembaga, dan instansi lain untuk melaksanakan program kebersihan dan kenyamanan toilet sekolah. ;
“Diantaranya adalah Program Kebersihan Toilet Sekolah, Program Tahunan Wings, Sekolah Adiwiyata dan Pelayanan Lingkungan, Proyek Kesehatan Sekolah, Gerakan Sekolah Sehat bersama Kementerian Pendidikan, dan Sekolah Ramah Anak yang diinisiasi oleh DP2KBP3A,” ujarnya. Dikatakan.
Dalam rangka memperingati Hari Toilet Sedunia tahun ini, WPC mendukung peningkatan fasilitas toilet di sekolah dasar, memberikan edukasi dan dukungan fasilitas kebersihan toilet kepada ratusan sekolah dasar di 29 provinsi di Indonesia, kata Feny Juaja Dharma, Manajer Pemasaran Divisi Rumah Tangga. .Kategori Wings Group Indonesia.
Tahun ini, kata dia, program tersebut akan dimulai pada bulan Oktober dan berjalan serentak hingga puncak Hari Toilet Sedunia pada 19 November tahun depan.
;
;