TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPD) mengumumkan operasi jantung robotik pertama di Indonesia di Jakarta. Menteri Kesehatan (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin mengapresiasi transformasi kesehatan di bidang teknologi.
Kami berharap dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dengan peralatan dan teknologi modern dan inovatif. “Jadi kualitasnya lebih baik untuk pasien. Kedua, saya harap ini mempersingkat prosedurnya. Seharusnya lebih cepat karena kamu tidak perlu membuka peti lagi. Jika dia bisa sembuh lebih cepat, suatu hari nanti dokter bisa menyembuhkan lebih banyak. pasien,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat konferensi di RSJPD Harapan Kita, Jakarta, Jumat (15/11/2024).
RSJPD Harapan Kita, Jakarta, Direktur Utama, Dr. Iwan Dakota mengatakan, operasi jantung robotik ini dilakukan oleh tim dokter dari RSJPD Harapan Kita yang mencakup dokter asal India yang berpengalaman di bidang bedah robotik dan minimal invasif di Amerika Serikat. Serikat sekaligus pendiri Rumah Sakit Alliance di Texas West.
Itulah bedah jantung yang ada di Indonesia, khususnya berbagai jenis bedah jantung robotik. katup jantung; Ia menjelaskan, ada berbagai jenis kardiomiopati ventrikel dan total (TECAB).
Secara khusus, TECAB merupakan cangkok bypass arteri koroner pertama di Asia Tenggara. Bedah jantung robotik biasanya terkonsentrasi di negara-negara dengan sistem kesehatan yang baik, dengan teknologi terbaru adalah Amerika Serikat. India Jepang Ini dapat digunakan di Korea Selatan.
“Kami mencetak sejarah dengan menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang melakukan operasi jantung menggunakan metode robot,” kata dr Iwan.
Dr. Dijelaskan oleh Dudy Hanafy, Sp.BTKV, Subsp. JD (K), MARS; Bedah robotik ini memiliki banyak keunggulan dibandingkan metode bedah tradisional. Karena tidak ada patah tulang atau pembesaran tulang rusuk, jumlah rasa sakit berkurang dan pasien pulih lebih cepat.
“Robot tersebut memiliki kamera yang memungkinkan kemampuan pembesaran hingga 10x sehingga memudahkan para profesional,” ujarnya.
Untuk memperlakukan pasien dengan baik; Diharapkan dapat mengurangi rasa sakit akibat prosedur tradisional dan mempercepat aktivitas pasien sehari-hari karena tidak terjadi patah tulang atau pembesaran tulang rusuk.
Sebagai informasi, Operasi konvensional membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk melaksanakan aktivitasnya.
Setidaknya lima pasien dijadwalkan menjalani prosedur operasi jantung terbaru pada minggu ini.
“Ini sekitar 3 atau 2 hari lebih pendek dibandingkan 7 hari yang dibutuhkan pasien,” kata Dr. Dudy.