TRIBUNNEWS.COM – Hamas pada Minggu mengatakan pihaknya menolak persyaratan baru yang diajukan Israel terkait gencatan senjata di Gaza.
Mesir dan Qatar dalam perundingan gencatan senjata prihatin dengan posisi Israel di Koridor Philadelphia, koridor sempit sepanjang 14,5 kilometer di sepanjang perbatasan selatan Mesir dengan Gaza.
Namun, dalam proposal terbaru Israel, nampaknya mereka telah menarik komitmennya untuk menarik pasukan dari koridor tersebut.
Tidak hanya itu, ketika gencatan senjata dimulai, Israel juga memeriksa pengungsi Palestina ketika mereka kembali ke wilayah utara yang padat penduduknya.
Menurut pejabat senior Hamas, tawaran tersebut tidak memenuhi persyaratan.
Oleh karena itu, Presiden AS Joe Biden bersikeras agar Hamas terus memberikan suara pada proposal gencatan senjata yang diumumkan pada 2 Juli.
Pejabat Hamas Osama Hamdan seperti dikutip The New Arab, Minggu (25/8/2024), “Kami tidak akan menerima pembicaraan untuk menarik persyaratan baru yang disepakati pada 2 Juli.”
Dia juga menekankan bahwa kesepakatan apa pun harus mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza.
Oleh karena itu, tidak tercapai kesepakatan dalam perundingan gencatan senjata.
Hamas dan Israel juga tidak setuju dengan beberapa usulan yang diajukan.
Hamas diyakini telah meninggalkan Kairo pada Minggu malam setelah pembicaraan gencatan senjata.
Izzat al-Rishk mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Hamas meninggalkan Kairo malam ini setelah bertemu dengan perunding Mesir dan Qatar.
Delegasi Israel dilaporkan kembali dari Kairo setelah delegasi Hamas.
“Delegasi Israel di Kairo telah kembali ke Israel untuk merundingkan gencatan senjata dan pertukaran tahanan,” demikian siaran televisi pemerintah Israel KAN, mengutip Anadolu Anjansi.
Beberapa pejabat Israel mengatakan tidak ada kemajuan dalam perundingan gencatan senjata.
“Mandat delegasi tidak memungkinkan kami mencapai kesepakatan mengenai koridor Philadelphia,” kata pejabat itu. Konflik Palestina dan Israel
Israel mengabaikan resolusi DK PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Sejak 7 Oktober 2023, Israel belum menghentikan serangan brutalnya di Gaza.
Sejauh ini 40.400 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan Israel.
Sementara itu, 93.000 warga Israel terluka dalam serangan Israel tersebut.
Lebih dari 10 bulan setelah serangan Israel, sebagian besar Gaza hancur.
(Tribunnews.com/Farah putri)
Gencatan senjata Hamas di Gaza dan pasal lain terkait konflik Palestina-Israel