BERITA TRIBUNE.
Oleh karena itu, sebagai tulang punggung perekonomian nasional, usaha kecil, menengah, dan mikro harus didorong untuk terus menguat, terus berkembang, dan semakin tangguh.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, perseroan memiliki strategi untuk memberdayakan UMKM sehingga layak untuk dijajaki dan mendapatkan pendanaan dari perbankan.
“Sebenarnya usaha kecil, menengah, dan mikro kita perlu pelatihan selain dakwah. Mengapa demikian? Promosi justru menempatkan UMKM di posisi terbawah. Antar bank, antar lembaga keuangan. “Kalau kita mengedukasi, sebenarnya kita menempatkan UKM sejajar dengan perbankan sebagai mitra,” kata Sunarso.
Menurut Sunarso, ada lima hal yang perlu dilatih oleh UKM. Pertama, soal jiwa wirausaha.
“Inilah yang perlu kita ajarkan kepada UKM. “Karena pelaku UMKM banyak sekali, masih beda-beda levelnya,” kata Sunarso.
Yang kedua berkaitan dengan kemampuan administratif dan manajemen usaha kecil dan menengah. Menurut Sunarso, hal tersebut merupakan tugas besar yang harus diselesaikan karena kedua belah pihak masih sangat luas sehingga memerlukan banyak perhatian untuk bisa menyempurnakannya.
Yang ketiga berkaitan dengan akses informasi, pasar, teknologi dan permodalan bagi UKM. “Itu juga penting,” katanya. Keempat, Sunarso menyarankan agar UKM dididik mengenai aspek keberlanjutan terkait keberlanjutan usaha dan kelestarian lingkungan.
Terakhir, Sunarso menekankan pentingnya edukasi mengenai prinsip-prinsip pengelolaan UKM yang baik. “Kita perlu mendidik pelaku usaha kecil, menengah, dan mikro untuk mengelola dengan prinsip GCG yang baik. “Hal inilah yang membuat usaha mikro, kecil, dan menengah tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan,” ujarnya.
Dari sisi penyaluran kredit pada sektor UMKM, hingga akhir Juni 2024 BRI telah berhasil menyalurkan kredit pada sektor UMKM senilai IDM 10.954.640 Miliar atau setara dengan 81,69% dari total penyaluran kredit BRI.
“Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional adalah dengan terus mendorong penciptaan lapangan kerja, khususnya melalui kredit berkualitas dan program pemberdayaan lainnya pada usaha mikro, kecil, dan menengah,” tutup Sunarso. (*)