Lebanon Tutup Semua Sekolah Usai Israel Lakukan Serangan Brutal di 300 Markas Hizbullah

TRIBUNNEWS.COM –  Di tengah ketegangan atas serangan brutal Israel terhadap beberapa markas Hizbullah, pemerintah Lebanon memerintahkan sekolah-sekolah di provinsi timur dan selatan untuk menutup semua aktivitas.

Peringatan itu juga berlaku di beberapa sekolah negeri dan swasta di pinggiran selatan ibu kota Beirut.

Hal ini diumumkan langsung oleh Menteri Pendidikan Lebanon, Abbas Halabi, yang memerintahkan penutupan sekolah selama dua hari ke depan pasca gencarnya serangan Israel.

Setelah pengumuman tersebut disampaikan, beberapa sekolah swasta di Beirut meminta para orang tua untuk menjemput anak-anak mereka dan mempertimbangkan pemogokan di kota tersebut.

Jalanan kota dikabarkan ramai, dipadati puluhan siswa SMA berbaju polo biru muda yang menunggu dijemput oleh kerabatnya.

Penutupan sekolah dilakukan karena situasi keamanan dan militer yang membahayakan pergerakan siswa, jelas Halabi mengutip New York Times.

Penghentian kegiatan belajar mengajar juga diterapkan oleh Universitas Lebanon, satu-satunya universitas negeri yang didanai pemerintah negara bagian.

Dalam keterangan resminya, Universitas Lebanon mengumumkan akan menangguhkan perkuliahan di tiga kota di Lebanon selatan efektif Senin (23 September 2024) akibat serangan Israel.

Cabang-cabang universitas Lebanon yang akan ditutup termasuk di Sidon, Nabatiyeh dan Tirus.

Rektor Universitas Lebanon Bassam Badran mengatakan keputusan itu diambil menyusul ketidakstabilan akibat serangan Israel yang sedang berlangsung, selain untuk menjamin keselamatan mahasiswa, dosen, dan staf.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Lebanon pada hari Senin meminta rumah sakit di selatan dan timur negara itu untuk menghentikan semua operasi yang tidak mendesak untuk merawat korban akibat serangan Israel.

“Kami meminta semua rumah sakit di distrik selatan dan timur Lebanon untuk menghentikan semua operasi yang tidak mendesak dan memberikan ruang untuk merawat korban luka akibat meluasnya agresi Israel ke Lebanon,” kata Kementerian Kesehatan Lebanon. Israel mengebom 300 markas Hizbullah

Pemerintah Lebanon telah menutup sekolah-sekolah menyusul meningkatnya serangan Israel di beberapa daerah yang dituduh sebagai markas militan Hizbullah.

Militer Israel mengatakan pihaknya telah menargetkan lebih dari 300 situs Hizbullah di Lebanon dalam gelombang serangan udara selama 24 jam terakhir.

“Sejauh ini, lebih dari 300 kota Hizbullah telah menjadi sasaran sejak Senin pagi,” kata tentara Israel dalam pernyataannya, dikutip AFP.

Tentara Israel mengungkapkan, lebih dari 150 serangan udara dilancarkan dalam satu jam antara pukul 06:30 hingga 07:30 waktu setempat.

Kemudian terjadi lagi serangan susulan yang menyasar kelompok militan Hizbullah di Lebanon.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 50 orang tewas dan lebih dari 300 orang terluka dalam gelombang serangan Israel di selatan negara itu.

Di antara para korban adalah anak-anak, perempuan dan petugas kesehatan, kata kementerian itu. Israel memberikan ultimatum kepada rakyat Lebanon untuk mengungsi

Menyusul serangkaian serangan oleh pasukan Israel, Hagari memperingatkan warga sipil di Lebanon selatan untuk menjauh dari posisi Hizbullah ketika pasukan Israel meningkatkan serangan.

Tak hanya warga sipil, pegawai Kementerian Penerangan Lebanon dan beberapa gedung di Beirut juga menerima panggilan telepon dengan rekaman suara yang menyuruh mereka keluar gedung untuk menghindari serangan.

“Kami menyarankan warga sipil dari desa-desa Lebanon yang terletak di dalam dan berdekatan dengan bangunan dan area yang digunakan Hizbullah untuk tujuan militer, seperti yang digunakan untuk menyimpan senjata, untuk segera keluar dari bahaya demi keselamatan mereka sendiri,” tegasnya dalam konferensi pers.

Menurut Kantor Kementerian Penerangan Lebanon, Israel mengirimkan pesan peringatan ini kepada rakyat Lebanon melalui telepon dan pesan teks.

Peringatan tersebut merupakan yang pertama dikeluarkan IDF di Lebanon sejak konflik meletus setelah Hizbullah menyatakan dukungan kepada Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Perdana Menteri Lebanon mengutuk Israel

Setelah serangkaian serangan yang menargetkan wilayahnya, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengecam “rencana destruktif” Israel terhadap Lebanon.

Dia meminta PBB dan Majelis Umum PBB, serta negara-negara berpengaruh, untuk mencegah agresi Israel.

“Agresi berkelanjutan Israel di Lebanon adalah perang pemusnahan dalam segala hal dan rencana penghancuran yang bertujuan menghancurkan desa-desa dan kota-kota di Lebanon,” kata Mikati pada rapat kabinet.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *