TRIBUNNEWS.COM – Jelang laga Liga Champions pekan lalu, ibu kota Belanda, Amsterdam, dijaga ketat setelah terjadi bentrokan antara suporter Palestina dan suporter klub sepak bola Israel.
Al Jazeera mengutip dia yang mengatakan bahwa ketegangan pertama kali meningkat ketika penggemar sepak bola Israel menurunkan bendera Palestina.
Mereka meneriakkan slogan-slogan anti-Arab seperti “Kalahkan Palestina” dan “Tidak ada anak yang tersisa di Gaza,” menurut wawancara saksi mata Al Jazeera. Kronologi kejadian
Ketegangan mulai meningkat di Amsterdam pada Rabu (6/11/2024) saat suporter klub sepak bola Israel Maccabi Tel Aviv tiba di Amsterdam.
Pertandingan antara klub sepak bola Belanda Maccabi dan Ajax dijadwalkan besok.
Pada hari yang sama, para penggemar Maccabi membakar bendera Palestina dan merusak sebuah taksi di pagar tengah, kata kepala polisi Amsterdam Peter Holla pada konferensi pers pada hari Jumat.
Video yang dikonfirmasi oleh Reuters menunjukkan para penggemar Maccabi meneriakkan “Ole, Ole, biarkan [tentara Israel] menang dan persetan dengan orang-orang Arab” saat mereka memadamkan api. Petugas kepolisian Amsterdam berjaga usai pertandingan antara juara Liga Europa Ajax Amsterdam dan Maccabi Tel Aviv Israel, Jumat (11/8/2024). Pendukung Israel dilaporkan membakar bendera Palestina dan menimbulkan kerusuhan. (tangkapan layar)
Penggemar Israel juga menyerang rumah-rumah yang mengibarkan bendera Palestina, menurut anggota dewan kota Amsterdam Jazzy Veldhuizen.
Video menunjukkan pendukung Maccabi Tel Aviv meneriakkan slogan-slogan anti-Arab saat mereka berjalan menuju stadion sepak bola pada Kamis malam.
Polisi mengawal para penggemar ke stadion.
Pemerintah setempat melarang pengunjuk rasa pro-Palestina berkumpul di alun-alun.
Pawai pro-Palestina terjadi di dekat Lapangan Anton de Compline.
Ajax memenangkan Liga Champions dengan skor 5-0 melawan Maccabi.
Balapan berjalan dengan baik.
Namun, usai pertandingan, massa sepeda motor menyerang pendukung Maccabi saat mereka berjalan menuju pusat kota.
Petugas polisi terlibat.
Beberapa penggemar digiring keluar dari hotel di bawah pengawalan polisi.
Sebanyak 600 petugas polisi tambahan telah dikerahkan.
Polisi Belanda pada Minggu (11/10/2024) menangkap lebih dari 300 demonstran pro-Palestina dan menahan 50 orang yang menentang larangan demonstrasi di Amsterdam pada Minggu, menurut perkembangan terbaru yang dilansir Reuters. Tanggapan agensi
Walikota Amsterdam Femke Halsema, yang menyebut serangan itu sebagai tindakan antisemitisme, untuk sementara waktu melarang protes selama tiga hari antara Jumat dan Minggu.
Tindakan luar biasa seperti penangguhan, kewenangan penggeledahan, dan larangan penggunaan penutup wajah juga telah diusulkan.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan badan intelijen Mossad untuk mengembangkan rencana untuk mencegah kekerasan di acara internasional.
Saya telah menginstruksikan pimpinan Mossad [David Barnea] dan pejabat lainnya untuk mempersiapkan operasi, sistem peringatan, dan organisasi kami menghadapi situasi baru ini, kata Netanyahu.
Pemerintah Israel pada awalnya memesan dua pesawat ke Amsterdam untuk membawa pulang pekerja bantuan, namun kantor Netanyahu kemudian mengumumkan bahwa sebuah jet komersial akan dikerahkan sebagai gantinya.
Banyak penggemar dibawa ke Bandara Schiphol Amsterdam dengan bus yang dikawal polisi.
Penggemar Maccabi disarankan untuk tinggal di hotel dan tidak memakai simbol Yahudi sampai keberangkatan.
UEFA mengatakan akan menyelidiki insiden tersebut dan meninjau protokol keselamatan untuk pertandingan di masa depan. Apa yang terjadi selanjutnya?
Pertandingan Maccabi Tel Aviv berikutnya di Liga Europa adalah melawan Besiktas dari Turki.
Pemerintah Turki memutuskan untuk tidak memainkan pertandingan di Istanbul dan membahas tempat netral lainnya.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Prancis Bruno Le Petit memastikan pertandingan UEFA Nations League Israel di Paris pada 14 November 2024 akan berjalan sesuai rencana.
(Tribunnews.com, Tiara Shelawy)