Laporan reporter Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat politik Masyarakat Sipil Indonesia Ray Rangkuti meyakini 80 persen PKS akan bergabung dengan partai koalisi Prabowo-Gibran.
Ray mengatakan, kecuali PKS dalam waktu dekat mengumumkan akan menjadi oposisi di masa pemerintahan Prabowo-Gibran.
“Pendapat saya, PKS akan masuk 80% (parpol koalisi Prabowo-Gibran). Kalau PKS tidak mendeklarasikan dari sini posisinya oposisi,” kata Ray, Jumat (3/5/2021). 2024).
Artinya, 80% PKS ingin diundang ke Parpol koalisi pemenang Pilpres 2024.
“Baru sekarang PKS menegaskan mengambil posisi sebagai oposisi. Kalau sampai saat ini PKS belum menyebutkan berarti mereka mau diundang. 80 persen PKS akan ikut, kalau memang benar diajak oleh Prabowo,” ujarnya. menjelaskan. .
Menurut dia, kendala bergabung ke Parpol PKS koalisi Prabowo-Gibran saat ini karena adanya keberatan dari Partai Gelora.
“Ini menjadi ujian bagi Prabowo bahwa konflik-konflik seperti ini tidak mampu ia hadapi. Karena konflik internal seperti ini akan sering terjadi di sepanjang pemerintahan Prabowo-Gibran,” tegasnya.
Ray kemudian membeberkan jika Prabowo ingin mengambil PKS dan keluar dari Gelora.
“Saya yakin Prabowo akan berani. Jadi Pak Prabowo akan mengambil PKS dan otomatis keluar dari Gelora. Berjalan bukan berarti melepas begitu saja, tidak. Hanya Gelora yang akan tetap di koalisi,” kata Ray.
Prabowo memperhatikan protes Gelora, kata Ray.
Namun jika Gelora tidak menerimanya, itu tidak masalah.
Artinya, Pak Prabowo tidak akan tega mempertahankan kebangkitan pemerintahan koalisinya. Karena sama sekali tidak ada tempat di DPR. Jadi jelas Pak Prabowo lebih menguntungkan kerja sama dengan PKS dibandingkan dengan Gelor dari semua pihak. fitur”, penekanan.
Prabowo tetap menerima PKS
Sementara itu, Presiden baru terpilih Prabowo Subianto terus membuka pintu bagi PKS untuk mengumumkan akan membentuk pemerintahan koalisi di masa depan.
Pengumuman itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.
Saras mengatakan, Prabowo akan mengutamakan persatuan dalam pemerintahannya di masa depan.
Termasuk, penerimaan para elite politik.
“Sampai saat ini tentu pintunya selalu terbuka. Karena Pak Prabowo selalu mengedepankan persatuan Indonesia, khususnya di kalangan minoritas,” kata Saras, Kamis (2/5/2024).
Saras mengatakan partainya masih terbuka untuk mengajak partai mana pun bergabung dalam koalisi Prabowo-Gibran.
Termasuk kemungkinan PKS digadang-gadang akan memberikan sinyal kuat ingin bergabung.
Namun dia menegaskan, keputusan bergabung atau tidaknya koalisi ada di tangan Prabowo.
“Sampai saat ini tentu pintunya selalu terbuka. Karena Pak Prabowo kembali selalu mengedepankan persatuan Indonesia, khususnya di kalangan minoritas.”
Tentu saja dinamika politik masih sangat dinamis, organik, apapun bisa terjadi, ujarnya.
Sebagai informasi, Prabowo-Gibran mendapat dukungan dari empat partai politik di parlemen, yakni PAN, Golkar, Demokrat, dan Gerindra.
Sedangkan partai politik non-parlemen pendukung Prabowo-Gibran antara lain Partai Gelora, PBB, PSI, dan Partai Garuda.
Partai Gelora memutuskan menolak tegas wacana kehadiran PKS yang berkoalisi dengan Prabowa.
Salah satu keberatan yang diungkapkan Sekretaris Jenderal Partai Gelora Mahfuz Sidik.
Mahfuz merujuk pada PKS yang selalu mengusung narasi ideologisnya terhadap pemerintah, termasuk Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran.
“Apa kata suporter fanatik? Tampaknya ada perpecahan pendapat antara PKS yang minoritas dan suporter yang banyak,” kata Mahfuz, Senin (29/04/2024).
Mahfuz kemudian mengungkit penyerangan PKS terhadap Prabowo-Gibran, termasuk saat kampanye.
Seingat saya, selama proses kampanye banyak muncul cerita-cerita yang sangat ideologis di kalangan PKS yang menyerang karakter Prabowo-Gibran, kata Mahfuz.
Mahfuz kemudian mengingatkan masyarakat akan cerita yang keluar dari kalangan PKS.
Menurutnya, PKS kerap mengedepankan cerita-cerita yang mengadu domba dan memecah belah masyarakat.
“Saat Prabowo Subianto memutuskan berdamai dengan Jokowi pada 2019, banyak yang mencap Prabowo Subianto sebagai pengkhianat. Umumnya dia berasal dari basis pendukung PKS,” ujarnya.