Sederet Isu Strategis di Sektor ESDM yang Harus Dikerjakan Bahlil Lahadalia

Dilansir reporter Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Arifin Tasrif membeberkan sederet persoalan strategis yang perlu diselesaikan Menteri Energi dan Pertambangan (ESDM) baru Bahlil Lahadalia.

Hal tersebut diungkapkan Arifin Tasrif saat acara pelantikan Menteri Energi dan Pertambangan yang digelar di kantor Kementerian Energi dan Pertambangan di Jakarta, Senin (19 Agustus 2024).

Arifin mengatakan isu strategis pertama adalah transisi energi, yaitu peningkatan proporsi energi baru dan terbarukan.

Seperti kita ketahui bersama, Indonesia terus berupaya mencapai Net Zero Emissions (NZE).

Saat ini sebagian besar energi negara berasal dari energi fosil. Sama seperti batu bara dan minyak.

“Kami telah bekerja keras untuk mencapai tujuan transisi energi sejak penandatanganan Perjanjian Paris pada tahun 2015. Indonesia senang karena kita memiliki banyak energi dan sumber daya alam lainnya,” kata Ariffin.

“Departemen Energi dan Pertambangan berperan penting dalam menyediakan listrik bersih, menjaga keamanan listrik, dan memanfaatkan sumber daya alam yang ada untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” lanjutnya.

Kedua, meningkatkan produksi minyak untuk memajukan negara.

Meskipun Indonesia menggalakkan penggunaan energi bersih, nyatanya negara ini masih mempunyai kebutuhan yang tinggi terhadap keberadaan dan penggunaan minyak.

Maklum, kinerja lift minyak mentah saat ini sedang menurun. Namun di sisi lain, konsumsi bahan bakar terus meningkat.

Untuk itu, kinerja industri hulu migas masih memerlukan upaya perbaikan dari banyak pihak.

Ariffin merinci upaya Kementerian ESDM dalam mengembangkan sumber daya yang ada dan penemuan-penemuan baru melalui pemanfaatan teknologi.

“Kami berupaya keras untuk memperbaiki persyaratan agar kompetitif dalam menarik investasi di sektor migas,” kata Ariffin.

Selain itu, perlu dilakukan upaya peningkatan efisiensi untuk mengurangi impor dari negara lain dan mengurangi beban subsidi, lanjutnya.

Terkait pertanyaan ketiga, lanjut Arifin, saat ini Indonesia telah mendapat anugerah berupa penemuan sumber gas baru, termasuk Gang North yang diperkirakan mulai berproduksi pada 2027-2028.

Kemudian akan dilakukan upaya untuk mempercepat commissioning blok Andaman sebelum tahun 2030 dan mendorong blok Masela untuk commissioning sebelum 1 Januari 2030.

“Makanya kita perlu membangun infrastruktur energi dan itu tantangannya bagi sektor ini, bagaimana kita membangun infrastruktur ketenagalistrikan untuk menjamin pasokan listrik dan sekaligus menjamin ketahanan energi negara kita,” jelas Ariffin.

“Saat ini kami sedang menyelesaikan beberapa proyek transmisi gas dari ujung Sumatera hingga Jawa. Kami berharap proyek tersebut selesai pada tahun 2028,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *