Laporan reporter Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Akademisi Rocky Gerung mengkritik pihak yang mengeluhkan gedung Istana Kepresidenan berbau kolonialisme.
Diketahui, laporan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan ada bau kolonial di Istana Jakarta dan Bogor.
Kritik tersebut disampaikan Rocky Gerung saat menjadi pembicara pada acara bedah buku ‘Abang-abang Ajaran Bung Karno’ dalam rangka HUT Kemerdekaan RI ke-79 yang digelar di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Banten, Jumat. (16/8/2024).
Awalnya, kata Rocky, museum yang pernah ditempati Max Haveelar atau Multatuli ini berbau kolonial.
Namun, di rumah novel Belanda, terciptalah narasi pembebasan.
“Walaupun ini warisan kolonial, tapi kita ciptakan narasi pembebasan. Berbeda dengan masyarakat yang bersuara pekan lalu. Mereka mencium bau kolonialisme di Istana Merdeka, di Istana Bogor. .
Rocky kemudian mendeklarasikan dirinya menjadi bagian dari GMNI kali ini. Menurut dia, akronim GMNI merupakan singkatan dari Gerakan Menyelamatkan Negara dari Intimidasi.
“Ini dia. Bung Karno menyelamatkan Indonesia dari ancaman kapitalisme-kolonialisme. Dengan bernarasi, beliau menunjukkan ilmunya pada tanggal 30 Desember di Gedung Mentuduh Indonesia. Saya baca pembelaannya, ada statistik eksploitasi, dia tahu dalam hati. Jadi, intelijen diperlukan untuk memimpin Indonesia,” kata Rocky.
Rocky kemudian menerima ajakan Kepala Museum Multatuli Ubaidilah Muchtar yang mengajak penonton bergembira karena memotong padi yang ditanamnya.
Menurut dosen Universitas Indonesia (UI) itu, prinsip kebebasan.
“Saya tidak suka makan beras impor. Saya suka karena padi yang saya tanam sendiri saya potong. Ada yang suka potong pisang. Meski tidak menanam pisang,” kata Rocky.
Perlu diketahui, dalam acara ini juga hadir pembicara lain yakni Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sejarawan Bonnie Triyana, dan penulis buku ‘Abang-abang Ajaran Bung Karno’ Airlangga Pribadi.
Sementara itu, turut serta ratusan peserta dari berbagai unsur organisasi antara lain PA GMNI, organisasi kemahasiswaan dan pemuda, serta masyarakat di Rangkasbitung.