Laporan reporter Tribunnews.com Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengingatkan para pemain atau korban perjudian online yang menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa untuk segera mencari pertolongan medis.
Ia mengatakan, kecanduan judi online dapat menyebabkan depresi, kecemasan, dan gangguan mental lainnya.
“Jika memungkinkan, segera dapatkan bantuan medis. Judi online ini harus dihilangkan sama sekali karena menyebabkan depresi dan kecemasan. “Ada yang mengalami gangguan jiwa,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (11/9/2024).
Sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk menyehatkan masyarakat baik jasmani maupun rohani, pihaknya telah membuka saluran bantuan atau hotline bagi penderita gangguan jiwa melalui aplikasi SATUSEHAT.
Kementerian Kesehatan sedang berupaya mengembangkan produk ekosistem SATUSEHAT yang akan memudahkan masyarakat mengakses data kesehatan dan mengelola kesehatan pribadinya secara mandiri. Dengan adanya ekosistem SATUSEHAT, kami berharap berbagi data kesehatan dapat lebih efisien dan efektif. Ilustrasi perjudian online. (dok. Kompas/Agustinus Yoga Primantoro)
“Kalau ke rumah sakit jiwa pasti malu. “Di SATUSEHAT ada tes online yang bisa dilakukan untuk melihat apakah ada gangguan jiwa,” kata Budi Gunadi Sadikin.
Konsultan kecanduan, psikiater dan kepala psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Dr. Kristiana Siste Kurniasanti, SpKJ(K) mengungkapkan pada tahun 2024 akan terjadi peningkatan kesadaran terhadap penghentian aktivitas terkait kecanduan judi online.
Menurut Kristian, hampir 100 orang telah menjalani rawat inap di RSCM untuk menyembuhkan kecanduan. Sedangkan pada pasien rawat jalan, jumlahnya dua kali lipat dibandingkan pasien rawat inap.
Menurutnya, tren perjudian online telah berkembang signifikan sejak tahun 2021 seiring dengan meluasnya pinjaman online yang memudahkan pelunasannya.
Menurut penelitian yang dilakukan pihaknya, remaja dan dewasa muda lebih berisiko mengalami kecanduan judi online. Menurut dr Kristiany, hal ini dipengaruhi oleh perkembangan otak remaja yang belum sepenuhnya sempurna.