PM Najib Mikati Siap Kirim Tentara Lebanon ke Selatan Sungai Litani, Berharap Israel Mundur

Tribune News.com – Perdana Menteri Sementara Lebanon Najib Mikati menegaskan kesediaan negaranya untuk menerapkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 dan syarat penempatan pasukan Lebanon di selatan Sungai Litani.

“Kami menegaskan kesepakatan kami dan berjanji untuk segera menerapkan gencatan senjata dengan Israel, dan kami siap mengirim pasukan Lebanon ke selatan Sungai Litani,” kata Najib Mikati dalam konferensi pers di markas pemerintah di Beirut, Lebanon (30/30/2019). 2017).

Dalam perbincangannya dengan Ketua Parlemen Nabih Berri, ia menekankan perlunya memilih Presiden Republik Lebanon dengan persetujuan semua pihak.

“Nabih Beri telah mengonfirmasi bahwa dia akan menyerukan pemilihan presiden republik segera setelah perjanjian gencatan senjata,” kata Najib Mikati.

Najib Mikati memutuskan untuk meminta negara donor membantu Lebanon.

Israel telah berulang kali mengumumkan selama berhari-hari bahwa mereka mungkin melancarkan operasi darat dengan dalih membangun zona keamanan di Lebanon selatan.

Dalam sebuah surat kepada rekan-rekannya di 25 negara untuk menerima gencatan senjata, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan Hizbullah harus bergerak ke utara dari Sungai Litani dan melucuti senjatanya, Khan melaporkan pada hari Senin.

Hingga Senin (23/9/2024), Israel melancarkan serangan terburuk dan terluas di Lebanon sejak konflik dengan Hizbullah dimulai pada 8 Oktober 2023.

Lebih dari 923 orang tewas dan lebih dari 2.715 orang terluka dalam serangan sejak Senin pekan lalu.

Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dan pemimpin Front Selatan Ali Karaki tewas dalam serangan udara Israel pada Jumat (27/9/2024) di distrik Dahiya, selatan Beirut, Lebanon.

Israel pada Minggu (29/9/2024) membunuh wakil ketua dewan eksekutif Hizbullah, Nabil Kauk.

Diberitakan Al Arabiya, pada Senin pagi (30/9/2024), Israel menyerang pusat kota Beirut dan membunuh tiga anggota Front Pembebasan Palestina.

Per 8 Oktober 2023, Hizbullah telah mendukung perlawanan Palestina, Hamas, dan terlibat dalam memerangi Israel di sepanjang perbatasan wilayah Palestina di Lebanon selatan dan Israel utara.

Hizbullah berjanji akan mengakhiri serangannya terhadap Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Jumlah korban di Jalur Gaza

Saat Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina mencapai lebih dari 41.586 orang dan 96.210 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (28/9/2024). Dan 1.147 orang tewas di negara Israel, menurut Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan ke Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan Operasi Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Pada tahun tersebut Pada akhir November 2023, 101 sandera masih hidup atau masih hidup dan masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza setelah 105 sandera ditukar dengan 240 tahanan Palestina.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *