Reporter Tribunnews.com Abdi Rayanda Shakti melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Identitas polisi yang memukul Rizki Fitrianda, seorang sopir taksi online di Jakarta Selatan, terungkap.
Dia adalah Kompol Muhammad Bambang Surya Viharga, Kasat Lalu Lintas Subbag Gakkum Polda Maluku.
“Iya, dia anggota Satlantas Polda Maluku,” kata Kabag Humas Polda Maluku Kompol Areis Aminullah saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu, 11 Maret 2024.
Saat ini, kata Ares, pihaknya masih menyelidiki kejadian tersebut. Divisi Propam Polda Maluku juga akan memberikan klarifikasi atas kejadian tersebut.
Hal ini sejalan dengan perintah Kapolda Maluku Irjen Eddy Sumitro Tambunan untuk menindak seluruh anggota yang melakukan pelanggaran.
“Pak Capolda sudah umumkan akan ditindak tegas jika ada anggota yang melakukan pelanggaran. Nah, sehubungan dengan itu Pak Capolda sudah perintahkan kepada Ketua Propam untuk mengatasi masalah tersebut,” jelasnya.
Lanjut Ares, selanjutnya proses etik akan dipimpin oleh Polda Maluku.
Sedangkan karena TKP berada di Jakarta, maka proses pidana akan diawasi oleh Polda Metro Jaya.
Mantan sopir taksi online bernama Rizki Fitrianda yang diketahui anggota SCBD Polres Jakarta Selatan melanjutkan pengeroyokan yang dialaminya.
Pengacara Rizki, Roberto Sihotang, memberikan tanggal pemukulan pertama kliennya.
Pertama, Rizki menerima penumpang dari kawasan Senayaan Jakarta Selatan, Terminal Bus Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan pada Kamis (31/10/2024).
“Di tengah jalan Rizki menegaskan kembali, betul pak pengelola terminal bus (Polda Metro Jaya), ya sebaiknya masuk,” kata penumpang tersebut, namun cara penyampaiannya tidak begitu banyak. Wajar saja kalau menurut keterangan Rizki terlihat diremehkan,” kata Roberto pada 13/11/2024. saat dihubungi.
Hampir sampai di tempat tujuan, Roberto mengatakan kliennya memastikan tujuannya hanya ke terminal bus dan bukan ke Polda Metro Jay. Jika ingin masuk, penumpang wajib berpindah tujuan.
“Yah, terpaksa aku ganti, jadi akhirnya aku kasih ponsel penumpangnya, kamu bisa ganti sendiri. Begitu dia berbalik, mobilnya mekanis, dia tidak menginjak kopling, rem, “Ada Alfard di depannya,” ucapnya.
Rizki kemudian kembali ke mobil setelah Alphard menyelesaikan masalah pengemudinya. Namun Rizki mengatakan petugas dan penumpangnya kembali marah sehingga Rizki marah dan meminta mereka keluar dari mobil.
“Akhirnya traveler, saya mau mendarat di sini sekarang, nah, dia mendapat suntikan mentah sebelum mendarat,” jelasnya.
Pengeroyokan itu terekam di ponsel Rizki sehingga ia memutuskan untuk melaporkannya ke polisi. Namun saat berada di SPKT Polda Metro Jaya, polisi sudah menunggunya.
Di sana, petugas polisi meminta kasus tersebut tidak dilanjutkan. Rizko yang hendak memberikan keterangan malah digiring masuk ke kamar oleh dua petugas polisi lainnya.
Di dalam ruangan, Roberto mengaku mendapat tekanan karena kliennya ingin dia menyampaikan pernyataan damai.
Lalu kedua polisi yang membawa Rizki itu menjanjikan Rizki uang sebesar 5 juta rubel sebagai ganti rugi biaya pengobatannya. Merasa tak berdaya, Rizki akhirnya menulis surat perdamaian dengan tangannya sendiri, seperti video viral tersebut.
“Dan tadi kamu bilang Rp 5 juta, padahal transfernya cuma Rp 2 juta. Nah, sampai hari ini Rp 2 juta itu belum terpakai Rizki,” kata Roberto.
Sehingga Rizki kembali mengeluarkan pernyataan membatalkan surat perdamaian dan akhirnya melapor ke Polres Metro Jakarta Selatan.
“Mendengar cerita itu, begitulah perasaan saya di Polda Metro Jaya. Saya takut kalau dia lapor polisi lagi, dia akan mundur. Akhirnya saya sarankan dia mencoba. Saya lapor ke Polres Jakarta Selatan,” katanya.
Sementara itu, Kabid Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dawi, mengatakan pihaknya masih mendalami apakah sudah mendapat laporan polisi.
“Biar aku periksa dulu,” kata Nurmaa.