Konflik Gaza: Turki Tangguhkan Perdagangan dengan Israel

Turki menghentikan perdagangan dengan Israel pada Kamis (5/3), dengan alasan “memburuknya krisis kemanusiaan” di Gaza.

“Operasi ekspor dan impor, termasuk semua produk yang terkait dengan Israel, telah ditangguhkan,” kata Kementerian Perdagangan Turki dalam sebuah pernyataan.

Turki mengatakan tindakan tersebut akan tetap berlaku sampai Israel “memberikan bantuan kemanusiaan yang memadai dan berkelanjutan ke Gaza.”

Volume perdagangan antara kedua negara akan mencapai $6,8 miliar (sekitar $109,49 miliar) pada tahun 2023. Menteri Luar Negeri Israel menuduh Erdogan melanggar perjanjian

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz menuduh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melanggar perjanjian dengan memblokir ekspor dan impor Israel.

“Perilaku diktator adalah mengabaikan kepentingan rakyat dan pengusaha Turki serta mengabaikan perjanjian perdagangan internasional,” Israel Katz mentweet sebelumnya.

Dia mengatakan Israel akan menciptakan alternatif perdagangan dengan Turki, dengan fokus pada produksi lokal dan produk yang diimpor dari negara lain.

Pengumuman pada hari Kamis ini menyusul pembatasan yang diberlakukan oleh Turki terhadap berbagai macam ekspor ke Israel bulan lalu.

Saat itu, Turki mengatakan Israel telah memblokir upaya Angkatan Udara Turki untuk mengirimkan bantuan ke Gaza. Hubungan antara Türkiye dan Israel memburuk

Turki, salah satu dari sedikit negara yang mengakui Israel, telah menyaksikan demonstrasi besar-besaran untuk mendukung warga Palestina di Gaza.

Setelah bertahun-tahun menjalin hubungan diplomatik, Turki menjadi salah satu pengkritik paling keras terhadap operasi militer Israel di Gaza. Presiden Recep Tayyip Erdogan menyebut Israel sebagai “negara teroris”.

Pada tanggal 7 Oktober, anggota Hamas menyerang Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang. Para militan menyandera lebih dari 200 orang. Hamas diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Jerman dan banyak negara lainnya.

Israel melancarkan operasi darat di Gaza pada 7 Oktober untuk merebut Hamas. Menurut Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza, lebih dari 80 persen dari 2,3 juta orang yang tinggal di Jalur Gaza telah mengungsi akibat serangan tersebut, dan jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai lebih dari 34.500 orang.

Rs/pkp/hp (AFP, AP, Reuters)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *