Langkah Badan Pangan Nasional Siapkan RI Jadi Negara Maju

Laporan reporter Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah memproyeksikan pengendalian Kehilangan dan Sisa Pangan (SSP) di Indonesia ditargetkan sebesar 50 persen pada tahun 2030 dan 75 persen pada tahun 2045. 

Total SSP dapat dikurangi menjadi sekitar 60 ribu ton pada tahun 2045, total food loss diharapkan berkurang menjadi sekitar 20 ribu ton, dan total sisa makanan berkurang menjadi sekitar 40 ribu ton. 

Deputi Bidang Ketahanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo mengatakan untuk membangun Indonesia menjadi negara maju perlu memperhatikan bidang SSP.

“Kita perlu membangun negara maju tanpa food waste, karena yang terjadi sekarang adalah negara-negara maju, tapi food waste itu sangat besar. Dalam mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju, kita perlu tampil beda,” ujarnya, Minggu. (29/9/2024).

Tahun ini, kata Nyoto, ia ingin memastikan gerakan berhenti membuang-buang makanan dan menghemat makanan menjadi hal yang mendasar. 

“Kami akan memperbesarnya dengan membangun regulasi dan memperluas seluruh lapangan kerja yang tersebar di seluruh Indonesia, serta memajukan Indonesia di kancah dunia,” lanjutnya.

Bapanas melaksanakan Gerakan Hemat Pangan (GSP) melalui wahana pesan antar pangan yang mengusung semangat ‘Stop Wasted Food’ dan dilakukan dalam bentuk pembagian donasi pangan.

Percontohan GSP ini dilaksanakan di wilayah Jabodetabek dan merupakan hasil kerja sama dengan beberapa organisasi penyelamat pangan. 

Hasilnya, hampir dalam satu tahun pertama pelaksanaan, bertepatan dengan peringatan IDAFLW pada September 2023, telah berhasil menghemat 52.785,68 kg pangan. 

Selanjutnya terus meningkat hingga September tahun ini dengan peningkatan sebesar 36,34 persen atau total terkumpul 71.968 kg.

Ke depan, NFA dan pemangku kepentingan terkait akan terus mendorong agar GSP ini semakin kuat,” kata Nyoto.

Untuk memperkuat pengelolaan SSP, NFA mendorong regulasi yang dapat menjadi landasan pengelolaan SSP di Indonesia. 

“Setelah ada peta jalan, harus ada aturan yang lebih rendah. Makanya Badan Pangan Nasional sedang menyiapkan rancangan Perpres tersebut,” ujarnya. 

Konten adalah cara mengatur pengelolaan kehilangan dan pemborosan pangan yang baik. Hal ini akan menjadi pedoman bagi pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat.

“Ini akan berhasil dilaksanakan ke depan, besar harapan kita,” kata Nyoto.

Strategi penjangkauan masyarakat dinilai lebih mendesak karena sektor rumah tangga merupakan kontributor utama SSP.

Menurut laporan ‘Food Waste Index 2024’ yang disiapkan oleh ‘United Nations Environment Programme’, diperkirakan pada tahun 2022 sampah makanan dunia akan mencapai 1,05 miliar ton makanan.

Hal ini tersebar di sektor ritel, pangan, dan rumah tangga. Jumlah tersebut setara dengan rata-rata 132 kilogram per orang per tahun, yang sebagian besar atau 59,85 persennya berasal dari sektor rumah tangga dan rata-rata 79 kilogram per orang per tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *