Badan Karantina Nyatakan Anggur Shine Muscat dari China yang Masuk ke Indonesia Aman Dikonsumsi

Dilansir reporter Tribunnews.com Aisha Nursiyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Badan Karantina Indonesia (Paranten) Sahat M membenarkan. Panjabin mengatakan anggur Muscat Shine yang sebelumnya dilaporkan tertular di Thailand, tidak terdapat di Indonesia. 

Buah Shine Muscat asal China yang masuk ke Indonesia aman, kata Kantor Karantina Indonesia (Paranten).

Survei Barentine tidak menemukan adanya residu pestisida termasuk kloropirifos seperti yang ditemukan di Thailand oleh Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) pada buah tersebut. 

Paranten telah melakukan kontrol ketat terhadap impor pangan segar asal tumbuhan (PSAT) dari luar negeri. Termasuk buah-buahan segar dari negara mana pun, ujarnya dalam konferensi pers perdagangan wine Shine Muscat se-Indonesia di Jakarta Selatan, Senin (4/11). /). 2024).

Ulasan ini kembali ke UU No. Keputusan Menteri No. 21 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Pertanian No. 21 Tahun 2019 UU No. (55) Tahun 2016 tentang Impor Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT)

Sistem pengendalian PSAT juga digunakan untuk anggur Shine Muscat dari China. 

Timnya menyelidiki wine Shine Muscat asal China, terakhir di Pelabuhan Masuk Tanjung Perak Surabaya pada 31 Oktober 2024 dan masih banyak titik masuk lainnya.

Kajian tersebut bertujuan untuk menguji pestisida seperti metalaxyl, cyprodinil, tebuconazole, boscalid, dan pyrimethyl, selain klorpirifos.  Presiden BPOM Taruna Ekar, Kepala Badan Pangan Nasional (Papanas) Arief Prasetyo Adi, dan Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M., angkat bicara. Panjabin, saat siaran pers tentang wine Shine Muscat di Gedung Pangan Nasional, Jakarta, Senin (4/11/2024) (TRIBUNNEWS.COM/Aisyah Nursyamsi)

Alhasil, penularan di atas tidak terdeteksi sehingga masih di bawah ambang batas. 

Ia menambahkan: “Untuk itu kami menyarankan agar produk ini (buah Shine Muscat) aman dikonsumsi masyarakat Indonesia.” 

Dia menambahkan: “Hasil tes Paratin juga sejalan dengan hasil tes yang dilakukan oleh otoritas keamanan pangan di Malaysia dan Singapura, yang keduanya tidak menemukan penyebaran lebih dari awal.” 

Selain itu, Paranten telah menetapkan ketahanan maksimum pestisida (BMR) dan batas maksimum (BMC) terhadap logam berat dan mikroba patogen yang mengacu pada standar internasional Codex dan SNI. 

Untuk wine impor, saat ini terdapat lebih dari 80 jenis pestisida yang telah diatur MRL-nya.

 

Sesuai hasil pemantauan tahun 2024 dan pengujian sesuai standar BMR Menteri Pertanian No. 11. 55/2016, tidak ada bahan kimia beracun termasuk pestisida dan mikroba yang melebihi batas yang terdapat pada alkohol. Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M. Panjabin meninjau Pusat Pemeriksaan Karantina (TPK) di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya pada Selasa (29/10/2024). (Badan Karantina Indonesia)

Selain itu, Al-Sahat mengatakan pihaknya akan terus memantau seluruh pengiriman buah Muscat asal China dan produk PSAT lainnya.

Pemeriksaan ini untuk memastikan produk PSAT dapat memenuhi persyaratan bebas pencemaran sehingga diperbolehkan masuk ke Indonesia.

 

Ia juga meminta masyarakat selalu memperhatikan pentingnya mengonsumsi buah-buahan lokal.

Dimana kualitas dan makanannya tidak kalah dengan buahnya. 

“Selanjutnya saya menghimbau untuk selalu mempelajari budaya atau perilaku keamanan pangan melalui praktik sederhana, misalnya mencuci buah dengan air sebelum makan,” kata Sahat. 

 

Terakhir dia mengatakan bahwa menurut undang-undang no. 

 

Semua temuan konflik akan dilaporkan kepada otoritas nasional yang berwenang untuk diselidiki dan diperbaiki. 

Namun tergantung tingkat risikonya, bisa juga dibekukan (dihapus sementara) atau ditutup usahanya, ”pungkasnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *