Konflik Memanas, Gus Choi: Kata Gus Dur PKB Dicuri Cak Imin, Insya Allah 100 Persen Benar

TRIBUNNEWS.COM – Ketua DPP Partai NasDem Effendi Churi alias Gus Choi menjelaskan sejarah terbentuknya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Mengutip pernyataan Abdul Rahman Wahid (Gus Dar), presiden keempat RI sekaligus pendiri PKB, Gus Choi menyebut Kek Amin yang mencuri PKB.

Hal itu diungkapkan Gus Choi saat Pansus PBNU mengundangnya ke Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2024).

“Yah, aku tidak mengatakannya, tapi Gus Dover yang mengatakannya.”

Kalau Gus Dover yang mengatakannya, Insya Allah kebenarannya 100 persen, kata Gus Choi seperti dikutip Kompas.com.

Gus Choi mengatakan, PKB tidak akan ada atau sebesar sekarang tanpa dukungan Nihad Ul Ulama (NU).

Diketahui, Gus Choi merupakan mantan kader PKB yang dipecat dari PKB karena dinilai berbeda pandangan dengan Ketua Umum PKB Mohimin Iskandar.

Pansus PBNU memanggil Gus Choi sebagai kader NU.

Ia mengaku sudah tinggal di Gedung PBNU sejak 1983 dan turut mengawal reformasi.

Pembentukan PKB, kata Gus Choi, diawali dari tim beranggotakan lima orang yang terdiri dari kader NU.

Jadi menurut Gus Choi, PKB tidak akan ada tanpa NU atau Gus Dur.

Kesimpulannya, PKB tidak akan pernah ada tanpa Gus Dur dan NU atau PBNU, itu konkritnya, kata Gus Choi.

Gus Choi pun angkat suara dalam acara tersebut terkait perselisihan antara PBNU dan PKB.

Gus Choi menilai PBNU berhak mengkaji dan mengoreksi PKB.

Meski tidak berkerabat secara struktural, PKB dan PBNU mempunyai keterkaitan sejarah yang kuat.

Jadi memang tidak ada hubungan struktural dalam pengertian sastra, tetapi hubungan yang lebih mengacu pada struktur itu bersifat historis. Strukturalisme itu berbeda-beda. Struktur bisa berubah, tetapi kalau historis tidak bisa berubah.

“Apakah PBNU menggunakan haknya untuk meninjau dan mengoreksi? Itu bagus,” kata Gus Choi.

Namun, pihaknya belum bisa menentukan arah pembahasannya.

“Tetapi sekali lagi saya sampaikan kepada saudara-saudaraku, saya tidak berada dalam lingkup apa yang harus dilakukan Mahimin (Ketua Umum PKB), apa yang harus dilakukan terhadap PKB saat ini.”

“Untuk penilaian ini izinkan PBNU, bukan saya,” kata Gus Choi

Diketahui, hubungan elite PBNU dan PKB memanas ketika PBNU berencana membentuk Tim Lima untuk bergabung dengan PKB.

Selain merasa sebagai pemilik sah PKB, PBNU juga menilai PKB telah menyimpang dari sejarah berdirinya partai pada masa Kik Amin menjabat.

Sebelumnya, PKB pimpinan KK Amin dan PBNU pimpinan KH Yahya Choli Stkov atau Gus Yahya beberapa kali bersinggungan.

Antara lain saat PKB menggunakan Mars Abad 1 NU.

Saat itu, PBNU kecewa karena aksi unjuk rasa hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik PKB jelang pemilu 2024.

Jelang Pemilu 2024, Gus Yahya juga menyatakan PKB bukanlah partai yang mewakili NU.

Isu keduanya kemudian merembet ke Pansus DPRI Soal Haji 2024.

Gus Yahya meyakini tidak ada masalah dalam penyelenggaraan haji 2024.

Gus Yahya menduga Panitia Khusus Haji dibentuk karena adanya permasalahan pribadi antara Kek Amin dan dirinya.

Ia pun menduga Panitia Khusus Penyelidikan Haji mengincar adiknya, Menteri Agama Yakut, Choleil Qomas.

“Mungkin karena menterinya saudara saya, misalnya jadi masalah, mungkin karena dia sekarang sedang diincar oleh PBNU, ketua umum, kebetulan bagi saya menteri itu saudara saya, lalu dia yang diincar. pribadi. Alasannya begini,” kata Gus Yahya, dikutip Kompas.com, Minggu (28/7/2024) lalu. PKB: PBNU Gila Hormat

Terkait hal itu, Wakil Ketua PKB Jazal Al-Fawadee mengatakan kepengurusan PBNU saat ini tidak menunjukkan etika kependetaan meski berlandaskan budaya.

Pernyataan itu disampaikan Jazleel karena diduga PBNU berupaya mengambil alih PKB.

“Sayangnya, organisasi tersebut berbasis pada kaum intelektual, namun ternyata tidak menunjukkan etika kaum intelektual.”

Jazaliullah berkata, “Kita mau khilaf, kita mau merampas (PKB), kita mau mengambil sesuatu yang bukan haknya, haram bagi para ulama, itu perbuatan yang salah, perbuatan yang tidak ada haknya. “Kami tidak bisa menebaknya di Gedung DPR, Senyan, Jakarta, Selasa (30/7/2024) Kutipan dari Kompas.com.

Jazleel mengatakan, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang pertama kali menggagas rencana pengambilalihan PKB tidak memahami konstitusi.

“Kekacauan yang disampaikan Gus Eppol menunjukkan dia tidak paham konstitusi, tidak paham tata kelola organisasi, tidak paham tata krama,” kata Jazalul.

Oleh karena itu, Jazleel meminta PBNU membubarkan pemerintahannya yang menimbulkan kisruh antara PKB dan PBNU.

Jazaliullah mengenang, PBNUP menjadikan UPKB sebagai alat perjuangan politik.

PKB juga menerapkan UU Otonomi Partai Politik, sedangkan PBNU menerapkan UU Ormas.

Artinya, PKB dan PBNU berada di “pool” yang berbeda.

Ia juga menegaskan, PKB bukanlah badan otonom PBNU.

Untuk itu, menurut Jazeel, sebaiknya PBNU fokus mengurus umat, masjid, dan madrasah.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Jayanti Tri Utami)(Kompas.com/Adhyasta Dirgantara/Nirmala Maulana Ahmed)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *