Laporan Jurnalis Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN akan meningkatkan pengembangan hidrogen sebagai sumber energi alternatif untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
Direktur Operasional dan Pengawasan Berbagai Lembaga Energi Baru dan Terbarukan Kementerian ESDM Muhamad Alhahurahman Isa menjelaskan salah satu tantangan pemerataan energi di Indonesia adalah integrasi infrastruktur.
Ia mengatakan hidrogen bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan energi di daerah terpencil.
“Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki tantangan dalam menggerakkan infrastruktur dan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan energi,” kata Isa dalam keterangannya, Senin (9/9/2024).
“Dengan tingginya potensi energi baru terbarukan di wilayah yang permintaannya rendah, hidrogen dapat menjadi solusi penyimpanan dan distribusi energi ke wilayah yang membutuhkan,” lanjutnya.
Isa juga menyoroti tiga peran hidrogen di masa depan, yakni mendukung pengembangan energi terbarukan, mencapai target dekarbonisasi, dan berperan di pasar ekspor.
“Saat ini Indonesia menggunakan sekitar 1,75 juta ton hidrogen per tahun, terutama pada sektor industri seperti pupuk, minyak dan gas,” jelas Isa.
“Pada tahun 2060, diperkirakan penggunaan hidrogen akan meningkat menjadi sekitar 9,9 juta ton per tahun, dengan sektor produksi energi menjadi pengguna terbesarnya,” imbuhnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga menekankan peran PLN dalam transisi energi, selain dekarbonisasi di bidang ketenagalistrikan, PLN juga terus mengembangkan energi ramah lingkungan lainnya, salah satunya melalui pengembangan hidrogen.
Darmawan menambahkan, dalam mengembangkan teknologi baru seperti hidrogen, PLN terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak.
Salah satunya adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Power Hidrogene De France (HDF) untuk menjajaki pengembangan ekosistem hidrogen dalam rangka penyusunan rencana strategis PLN di Indonesia pada Indonesia International Forum 2024.
“Perubahan iklim merupakan permasalahan global yang harus dihadapi bersama,” kata Darmawan.
Untuk itu PLN tidak bisa melakukan semuanya sendirian, satu-satunya cara untuk menghadapi tantangan tersebut adalah melalui kerja sama, tutupnya.