BREAKING NEWS: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Dilaporkan Tewas dalam Serangan Israel

TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan udara di Jalur Gaza pada Rabu malam, 16/10/2024 waktu setempat, menewaskan tiga anggota kelompok Hamas.

IDF dan Badan Keamanan Dalam Negeri Israel (ISA) sedang menyelidiki kemungkinan salah satu korban tewas adalah pemimpin Hamas Yahya Sinwar.

Meski foto jenazah Sinwar beredar di media sosial, namun identitasnya belum dapat dikonfirmasi.

“Tidak mungkin untuk mengetahui identitasnya saat ini,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Tokoh Yahya Sinwar

Di tengah gelombang kesedihan masyarakat Gaza, sosok Yahya Sinwar muncul sebagai simbol perjuangan.

Sebagai pemimpin politik Hamas di Gaza, Sinwar dikenal tidak hanya sebagai pemimpin tetapi juga sebagai “seniman” dalam arti yang lebih dalam.

Melalui strategi dan taktik, ia mentransformasikan sejarah perjuangan Palestina menjadi sesuatu yang penuh makna dan tujuan.

Mencari jejak perjuangan Sinwar

Yahya Sinwar, yang menghabiskan dua dekade di penjara Israel, memahami dampak penindasan.

Hal ini tidak hanya membawa pengalaman menyakitkan di balik jeruji besi, tetapi juga harapan dan semangat juang.

Sinwar menggambarkan protes sebagai seni, dan banjir Al-Aqsa adalah mahakarya emosional yang menunjukkan keindahan di tengah tragedi.

Banjir Al-Aqsa: 

Tanggal 7 Oktober menandai titik balik sejarah perjuangan rakyat Gaza melawan kolonialisme.

Di bawah kepemimpinan Sinwar, para pejuang Palestina berhasil menembus sistem keamanan Israel yang canggih dan menciptakan bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam waktu enam jam, mereka mampu menghancurkan ratusan sasaran militer dan lebih dari 1.000 tentara Israel dilaporkan tewas dan ribuan lainnya luka-luka.

Prediksi Sinwar terkonfirmasi

Keberanian Sinwar dalam memprediksi banjir di masa depan ternyata benar adanya.

Dalam pidatonya pada bulan Desember 2022, Sinwar menyoroti ancaman “banjir”.

Perkataannya yang kala itu dianggap sebagai lelucon oleh banyak pihak, kini menjadi kenyataan, menunjukkan betapa serius dan terencananya tindakan tersebut.

Yahya Sinwar bukan hanya seorang pemimpin; Ini merupakan simbol ketangguhan, perlawanan dan semangat juang rakyat Palestina.

Menurut analisis Proyek Ancaman Kritis dari American Enterprise Institute, Institute for the Study of War dan CNN, hampir setengah dari batalion militer Hamas di Gaza utara dan tengah telah mendapatkan kembali kemampuan tempurnya. 

Hal ini membantah klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa militan Hamas telah dinetralisir.

Sayap militer Hamas, yang dikenal sebagai Brigade al-Qassam, dibagi menjadi 24 batalyon yang tersebar di seluruh wilayah, menurut militer Israel. 

Pada tanggal 1 Juli, hanya tiga dari 24 batalyon tersebut yang secara efektif dihancurkan oleh tentara Israel, menurut penilaian CTP dan ISW. 

Delapan batalyon tempur efektif yang mampu menjalankan misi melawan tentara Israel di Jalur Gaza.

Pada saat yang sama, 13 orang lainnya absen, hanya mampu melakukan serangan gerilya sesekali dan seringkali tidak berhasil. 

Menurut sumber dan analisis militer Israel, batalyon di Gaza tengah menderita korban paling sedikit di Jalur Gaza. 

Sumber-sumber Israel mengatakan batalion tersebut diyakini telah menyandera banyak warga Israel, sehingga mereka “tidak diperlakukan” dengan baik.

  Konten ini ditingkatkan menggunakan kecerdasan buatan (AI).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *