Bioavtur 1 Persen untuk Industri Penerbangan Akan Mulai Diberlakukan 2027

Laporan reporter Tribunnews.com Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkap rencana penerapan peta jalan penggunaan campuran bahan bakar nabati (BBN) pada bahan bakar jet atau biasa disebut sebagai biotranslasi secara bertahap sesuai kebutuhan industri penerbangan Indonesia.

Eniya Listiani Dewi, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM menjelaskan, kandungan campuran biofuel pada limbah bio akan menjadi 1 persen pada tahun 2027, lebih rendah dibandingkan sebelumnya. upaya sebesar 2,4 persen. .

Terkait hal tersebut, Eniya mengatakan pemerintah akan mengkaji ulang Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2018 tentang Tata Niaga Bioetanol dan Biowaste.

“Dalam revisi Kepmen itu juga kita akan menyempurnakan road mapnya, 1 persen ini ada dalam roadmap kita tahun 2027,” kata Eniya di Jakarta, Senin (12/08/2024).

Dia menjelaskan, peta jalan biodiving tersebut sesuai dengan usulan Kementerian Koordinator Kelautan dan Investasi (Kemenko Marves). Ke depan, pembahasan mengenai persentase akan terus berlanjut. Namun yang pasti pabriknya berlokasi di Indonesia.

“Kita harus punya pabrik karena kita punya hub untuk kawasan Indo-Pasifik. Jadi penerbangan domestik di negara kita banyak sekali,” jelas Eniya.

Eniya menjelaskan biorecycling berbeda dengan bioetanol. Bioavtur merupakan bahan bakar penerbangan yang terbuat dari campuran bahan bakar jet dan minyak sawit.

“Intinya adalah minyak nabati apa pun dapat digunakan sebagai limbah hayati,” kata Eniya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *