Reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) melaporkan sekitar tujuh agen keracunan makanan tertentu (KLBKP) yang disebabkan oleh Latio.
Akibat KLBKP ini, BPOM melarang peredaran seluruh produk lingkungan hidup demi melindungi kesehatan masyarakat.
Latio merupakan makanan vegetarian karena merupakan makanan yang terbuat dari gandum dan memiliki tekstur serta rasa yang manis.
Selain itu, BPOM juga melakukan uji laboratorium terhadap empat spesies Latiao.
Hasilnya, ditemukan bakteri bacillus cereus.
Bakteri ini dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti mual, diare, muntah, dan sesak napas akibat kontaminasi.
Namun, Presiden BPOM RI Taruna Ikrar menegaskan, untuk berjaga-jaga, ia akan menarik 73 produk yang terdaftar di BPOM RI hingga memenuhi syarat promosi sepenuhnya.
Lalu dari mana polusi berasal?
Terkait hal tersebut, Presiden BPOM Taruna Ikrar membeberkan akar penyebab penyakit tersebut.
Taruna mengatakan, “Kalau produknya tidak jadi, bakterinya tidak akan tumbuh, tapi nyatanya dari hasil uji laboratorium, bakterinya bertambah. Jadi, mungkin saja ini disebabkan oleh makanan yang ada di dalam kantong.” Konferensi pers di kanal YouTube BPOM, Jumat (1/11/2024).
Selain itu, ketika produk dikemas, kerusakan dapat terjadi karena suhu, cuaca, atau kondisi steril.
Akibatnya, bakteri dapat tumbuh di dalam bahan tersebut.
Para Taruna juga mendemonstrasikan cara memproduksi makanan olahan (CPPOB) yang bisa diawasi oleh pemerintah.
Apalagi produk ini sudah terkirim, BPOM RI tidak berwenang memeriksa kondisi pencetakan sebelum dikirimkan.
Pabriknya bukan di sini, pabriknya di China. Artinya BPOM tidak menerbitkan sertifikat (CPOB), yang diterima adalah pangan impor, ujarnya.
“Namun yang menjadi alasan kami mengungkap kejadian ini adalah tanggung jawab BPOM atas kejadian tersebut.