Operasi Serangan Israel yang Diklaim Tewaskan Hassan Nasrallah Diberi Nama ‘Orde Baru’

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan operasi ofensif di Lebanon disebut “Orde Baru” untuk mengklaim pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah.

Serangan pada Jumat (27/9/2024) itu juga diduga menewaskan beberapa pemimpin Hizbullah lainnya, termasuk Panglima Ali Karaki.

Hingga tulisan ini dibuat, Hizbullah belum secara resmi mengkonfirmasi atau membantah laporan kematian Nasrallah.

Sebuah sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan bahwa kontak dengan Nasrullah telah “terputus” setelah Israel mengklaim dia telah terbunuh.

“Komunikasi dengan Sayyed Hasan Nasrullah terputus sejak Jumat malam,” The Times of Israel mengutip sumber tersebut. Israel mengumumkan perang besar

Profesor Fawaz Gerges, pakar studi Timur Tengah di London School of Economics, menyebut serangan Israel terhadap Lebanon sebagai “titik kritis” dalam konflik antara Israel dan anggota Poros Perlawanan.

“Apa yang kami lihat sekarang adalah perang skala penuh. Kami telah memberikan peringatan selama 12 bulan terakhir,” kata Gerges kepada Sky News.

“Benjamin Netanyahu telah menyatakan perang skala penuh terhadap seluruh poros perlawanan, termasuk Iran.”

Axis of Resistance adalah nama koalisi tidak resmi yang dipimpin oleh Iran. Anggota poros ini termasuk Hizbullah, Hamas, Houthi, dan kelompok milisi di Irak.

“Israel secara sistematis berusaha menghancurkan struktur kepemimpinan Hizbullah, dan ada ratusan pemimpin yang menggantikannya (Nasrullah).”

Gerges mengatakan Israel berusaha melemahkan struktur tersebut sebagai persiapan untuk invasi darat ke Lebanon.

Dia memperkirakan Iran akan bereaksi terhadap kematian Nasrallah dengan berbagai cara.

Cara-cara tersebut antara lain menyerang Israel secara langsung, mengirimkan senjata strategis ke Lebanon melalui Irak dan Suriah, serta mengirimkan ribuan pejuang ke Lebanon.

Sementara itu, juru bicara militer Israel ditanyai dalam konferensi pers tentang kemungkinan invasi darat Israel ke Lebanon.

Perwakilan tersebut mengatakan bahwa Israel memiliki banyak alat dan siap menggunakannya.

Menurutnya, Israel berharap kematian Nasrallah akan mengubah tindakan Hizbullah. Namun, Israel juga bersiap menghadapi eskalasi yang lebih besar. Calon pengganti Nasrullah

Philip Smith, pakar kelompok bersenjata Syiah, mengatakan pengganti Nasrallah haruslah orang yang disukai oleh Hizbullah dan sekutunya Iran.

Sepeninggal Nasrullah, yang bisa menggantikannya adalah Hashem Safiddin.

Sumber yang dekat dengan Hizbullah mengatakan Safieddin masih hidup setelah serangan Israel pada hari Jumat.

Safieddin adalah sepupu Hizbullah. Dia mengawasi urusan politik Hizbullah dan merupakan anggota Dewan Jihad kelompok tersebut.

Seperti Nasrullah, Safiddin mengenakan ban lengan berwarna hitam untuk menandakan keturunan Nabi Muhammad SAW.

Departemen Luar Negeri AS menetapkan Safiiddin sebagai teroris pada tahun 2017.

Dia pernah mengancam akan melakukan tindakan keras besar-besaran terhadap Israel setelah seorang komandan Hizbullah terbunuh.

Di pemakaman panglima, dia berkata, “Biarkan (musuh) bersiap-siap menangis dan menangis.”

Smith mengatakan Nasrullah mulai mempersiapkan posisi Safieddin di berbagai dewan Hizbullah.

Menurutnya, hubungan kekeluargaan dengan Nasrullah dan statusnya sebagai keturunan Muhammad Safiddin bermanfaat.

(Berita Tribune/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *