Muncul Isu 40 Menteri di Pemerintahan Prabowo, Mahfud Tak Suka, Ganjar Bilang Akomodasi Pendukungnya

TRIBUNNEWS.COM, – Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dikabarkan akan menambah jumlah kementerian dari saat ini 34 menjadi 40.

Mantan calon wakil presiden Mahfud M.D menjawab demikian. mengaku tak suka dengan pembicaraan penambahan jumlah kementerian.

Menurutnya, politik di Indonesia saat ini sedang dalam keadaan buruk, dimana seringkali jabatan diberikan pada jabatan yang kurang profesional.

“Nah, seperti yang saya katakan tadi, kita sekarang memperburuk politik lho. Kalau ada tindakan politik, pasti ada pemisahan jabatan, lebih banyak jabatan yang tidak penting dan lain-lain,” kata Mahfoud Mahfoud. Posko Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Senin (5/6/2024).

Menurut mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini, jumlah jabatan menteri semakin bertambah setiap pemilihan presiden.

“Pemilu sudah lima kali, sudah selesai, menteri di negeri ini banyak. Kita tidak perlu politik seperti itu. Ya menang ya menang, kembali profesional,” ujarnya. Hidup dengan Bantuan

Mantan calon presiden Ganjar Pranovo mengingatkannya pada ketentuan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara.

Hal itu dia sampaikan menanggapi pembicaraan penambahan jabatan menteri dari 34 menjadi 40 di bawah pemerintahan baru Prabowo-Gibran.

“Setahu saya undang-undang membatasi jumlahnya, jadi lebih dari itu tidak pantas dan tidak sesuai undang-undang,” kata Ganjar, Selasa (5 Juli 2024), seperti dilansir Kompas TV.

Menurut dia, jika keinginan penambahan kursi menteri merupakan hasil adaptasi politik kelompok pendukung calon presiden dan wakil presiden sebelum mereka memenangkan pemilu presiden, maka wacana seperti itu bukanlah langkah yang tepat.

Oleh karena itu, kalau mau berlindung dari kelompok pendukungnya tentu tidak. Saya kira pasangan terpilih akan sangat cerdas, kata Ganjar.

Apalagi, kata dia, kebijakan amandemen tersebut tidak sejalan dengan semangat perjuangan yang tertuang dalam UUD 1945.

Menurut dia, komposisi terbaik kabinet pemerintah diisi oleh para ahli yang mampu merespon perubahan dan tidak sekedar membagikan kue kepada pendukung presiden dan wakil presiden terpilih.

“Jadi, jika kebijakan pemasyarakatan dalam rangka berbagi kue tidak sejalan dengan semangat juang kita sebagaimana tertulis dalam undang-undang, maka yang terbaik adalah kabinet yang profesional, efisien, dan mampu merespons perubahan. “, jelasnya. Anies pun tak meragukannya

Anies Baswedan tak banyak berkomentar terkait wacana penambahan jabatan menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Semuanya diatur undang-undang. Sepanjang sesuai undang-undang, tidak ada larangan,” kata Anies kepada wartawan di Jakarta Selatan.

Kedua, lanjut Anies, adalah kekuasaan presiden terpilih yang mempunyai hak prerogratif sepanjang masih dalam batas undang-undang.

Makanya saya tidak mau ikut penilaian, ini bagus, ini buruk, ujarnya.

Menurut Anies, hal itu merupakan hak prerogratif presiden terpilih.

Asalkan sesuai dengan undang-undang,” tutupnya. Jokowi tidak mau ikut serta

Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan berkomentar saat ditanya soal rencana Presiden terpilih Prabowo Subianto menambah lembaga kementerian menjadi 40 pada periode pemerintahan 2024-2029.

Menurut Jokowi, untuk kementerian-kementerian selanjutnya, sebaiknya tanyakan kepada Prabowo Subianto sebagai presiden yang baru terpilih.

“Hmm, kalau ada menteri datang, tanya presiden terpilih, tanya presiden terpilih, tanya presiden terpilih,” kata Jokowi usai membuka Rumah Tes Indonesia Digital di Depok, Jawa Barat, Selasa (07/05/2024). ).

Jokowi juga belum mau menjawab pertanyaan apakah Prabowo berkontribusi dalam pembentukan kabinet. Termasuk soal perlu tidaknya penambahan kementerian.

“Tidak, tidak, tidak. Jangan tanya saya,” kata Jokowi. Revisi undang-undang

Menurut politikus senior PDI Perjuangan (PDIP) Hendrawan Supratikno, jika ingin menambah nomenklatur menteri, sebaiknya UU Kementerian Negara Nomor 39 Tahun 2008 direvisi.

Inilah jawaban atas pertanyaan apa saja yang akan ditambahkan Presiden terpilih Prabowo Subianto ke dalam daftar kementerian.

“Kalau mau ditambah jumlahnya, jumlah wakil menterinya kurang memuaskan, sebaiknya UU ini direvisi,” kata Hendravan kepada Tribunnews.com, Selasa (5/7/2024).

Meski demikian, Hendrawan meminta semua orang tidak berspekulasi. Sebab kemungkinan efisiensi birokrasi juga penting untuk mengurangi beban keuangan publik.

“Tapi jangan berasumsi dulu. Intinya Presiden juga ingin birokrasi lebih efisien, beban keuangan negara tidak berlebihan, dan kekuatan kabinet tetap terjaga,” ujarnya.

Dia mengatakan harapan palsu biasanya muncul saat musim mencari pekerjaan. PHP.

“Saat musim pencarian kerja seperti ini, virus PHP merajalela,” kata Hendravan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menjawab pertanyaan bahwa Prabowo-Gibran telah membentuk sekitar 40 kementerian di pemerintahan yang mereka pimpin.

Menurut Habiburokhman, dalam praktiknya, urusan pembentukan kabinet merupakan hak prerogratif sepenuhnya dari Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih.

“Pada dasarnya apakah konstitusi nanti ada di tangan Pak Prabowo sebagai presiden terpilih. Nanti dipertimbangkan apakah efektif, tidak efektif, dan sebagainya, tentunya,” kata Habiburohman kepada perwakilan media yang ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta. . pada Senin (5 Juni 2024).

Namun dari segi jumlah, Habiburokhman menilai tidak akan menjadi masalah jika nantinya akan dibentuk lebih banyak kementerian.

Sebab, Indonesia merupakan negara besar dan mempunyai tujuan serta ambisi yang besar.

Oleh karena itu, tujuan mewujudkan cita-cita tersebut lebih baik diwujudkan dengan melibatkan lebih banyak pihak.

“Jika Anda benar-benar ingin menarik lebih banyak orang, saya rasa tidak ada masalah. Malah semakin banyak semakin meriah buat saya,” ujarnya.

Ia kemudian meminta masyarakat tidak memaknai keadaan “ajaib” tersebut dengan melihat kondisi fisik seseorang.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini mengetahui, jika seseorang gemuk, belum tentu sehat.

Namun menyimpan lemak di lemari berbeda dengan menjaga tubuh manusia.

Menurutnya, semakin banyak partai yang terlibat dalam urusan publik, maka semakin baik.

“Jadi jangan kita bahas, kalau secara individu kita gemuk secara fisik, itu tidak sehat, tapi dalam konteks suatu negara, jumlah yang banyak itu besar, bagi saya itu bagus, negara kita adalah negara besar. “Kami mempunyai tugas dan tujuan yang besar,” katanya.

Habiburokhman: “Kita perlu mengumpulkan banyak orang, wajar jika kita berkumpul untuk pemerintah,” kata Habiburokhman.

FYI, jika jumlah kabinet pada pemerintahan Prabowo-Gibran benar sebanyak 40 kementerian, maka angka tersebut akan bertambah dibandingkan jumlah kementerian saat ini.

Melansir Presidentiali.go.id, jumlah kabinet pemerintahan Jokowi-Maroof di RI terdiri dari 34 kementerian.

Jumlah tersebut terbagi dalam 4 kementerian koordinator dan 30 kementerian lini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *